“Maafkan atas kedatangan hamba tanpa memberi kabar terlebih dahulu. Hamba adalah utusan Kerajaan Majapahit bernama Patih Gajah Mada, kedatangan Hamba atas kehendak Ratu Tribhuwana Tunggadewi untuk menyampaikan sepucuk surat kepada Raja Bali Aga,” kata Gajah Mada.
Mendengar penjelasan Patih Gajah Mada, Ki Pasung Grigis meyakini, bahwa kedatangan Gajah Mada ke Bali tidak berniat buruk.
Patih Mada pun menghaturkan sembah kepada Sri Baginda Raja Bali.
“Ampun Paduka Tuanku, hamba datang diutus oleh Paduka Tuanku Putri Ratu Majapahit untuk menghadap tuanku Raja. Mempersembahkan sepucuk surat."
Akhirnya raja pun menerima surat tersebut dan membaca isinya. Isi surat tersebut konon antara lain berbunyi:
1. Majapahit memohon dengan sangat agar Kerajaan Bali jangan menyerang kerajaan Majapahit.
2. Mohon hubungan yang dahulu diteruskan sebagai hubungan persaudaraan.
3. Mohon kesediaannya agar Kebo Iwa diperkenankan untuk pergi ke Jawa agar dinikahkan dengan seorang putri yang kecantikannya sudah terkenal di tanah Jawa.