Penulis
Intisari-Online.com - Warna merah dan putih berlapis dikenal sebagai corak panji Majapahit, kerajaan Hindu terbesar di Nusantara.
Corak itu konon menginspirasi banyak negara di dunia, di mana bendera-bendera beberapa negara menyerupai panji Majapahit.
Salah satu negara yang punya bendera bercorak merah dan putih adalah Malaysia.
Malaysia menggunakan warna merah putih di benderanya dengan ditambah Bintang Sabit sebagai simbol Islam dalam kotak warna biru.
Bendera tersebut awalnya digunakan sebagai bendera Persekutuan Tanah Melayu, kini menjadi bendera Negara Malaysia.
Benarkah panji Majapahit cikal bakal bendera Malaysia?
Dalam sejarah, Malaysia sendiri juga diklaim sebagai wilayah kerajaan Majapahit, yaitu membentang dari Semenanjung Malaya dan Kalimantan sebelah utara.
Dari hal itu, warna panji Majapahit sudah tidak asing bagi penduduk yang tinggal di wilayah tersebut.
Selain itu, Ali Nurul Alam pendiri Kesultanan Kelantan, sering dikaitkan dengan Majapahit.
Ali Nurul Alam merupakan putra dari Sayyid Husain Jumadil Kubro, ulama besar keturunan Rasulullah yang merupakan penyebar Islam di Asia Tenggara dan dimakamkan di Trowulan, Mojokerto.
Bahkan ia juga disebut-sebut sebagai Pateh Arya Gajah Mada, Perdana Manteri Kelantan-Majapahit II 1432-1467.
Setelah fase imperium Majapahit, kesultanan-kesultanan yang ada di semenanjung Malaya pernah bersatu membantu Demak untuk mengusir Portugis dari Malaka, namun upaya tersebut menemui kegagalan.
Kemudian pada tahun 1824, perjanjian yang dikenal dengan Traktat London semakin melebarkan gap pemisah antara kepulauan Nusantara, atau kini Indonesia, dengan semenanjung Malaya.
Keinginan untuk menyatukan Malaya dan Hindia Belanda atau Indonesia pernah muncul dari tokoh pejuang kemerdekaan Malaya bernama Ibrahim Yacoob.
Ibrahim Yaacob merupakan pendukung gagasan 'Indonesia Raya' yang menghendaki penyatuan Malaya dengan wilayah bekas Hindia Belanda (kini Indonesia).
Pertemuannya dengan Bung Karno dan Bung Hatta sewaktu transit kembali dari Dalat, Saigon, Vietnam pada 13 Agustus 1945 semakin menguatkan cita-cita penyatuan Semenanjung Malaya dalam lingkup Indonesia Raya.
Pada momentum tersebut, kedua tokoh pejuang Indonesia tersebut disambut oleh massa yang mengibarkan bendera merah putih, yang dipimpin oleh Ibrahim Yacoob dan Dr. Burhanuddin al-Hilmi, tokoh-tokoh KRIS (Kesatoean Ra’jat Indonesia Semenandjoeng).
Mereka menyampaikan aspirasi rakyat Malaya bahwa tanah Semenanjung Malaya merupakan bagian tak terpisahkan dari Indonesia Raya dan harus ikut dibicarakan dalam agenda pertemuan dengan penguasa militer Jepang di Dalat.
Kisah pertemuan Bung Karno dengan Ibrahim Yacoob diceritakan dalam buku Penyambung Lidah Rakyat yang ditulis Cindy Adams.
Tetapi, beberapa hari kemudian dalam sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), wilayah Indonesia hanya disepakati dari bekas jajahan Belanda, dari Sabang sampai Merauke.
Sementara itu, pada 31 Agustus 1957, upacara penyerahan kedaulatan dari tangan Inggris ke pemerintahan Melayu digelar.
Sejak itu, secara de facto dan de jure, Malaysia bukan lagi jajahan Inggris.
Untuk menandai berakhirnya penjajahan, pada 30 Agustus 1957, digelar upacara penurunan bendera Inggris di Padang Kelab Selangor, Kuala Lumpur.
Sementara itu, Bendera Persekutuan Tanah Melayu yang memiliki corak bendera Majapahit pun dikibarkan.
(*)