Find Us On Social Media :

Menggunakan Nama Samaran Bahasa Tetun yang Berarti 'Buaya' Ini, Beginilah Sepak Terjang Agusto Pinto yang Memperjuangkan Integrasi Timor Leste dengan Indonesia Saking Cintanya dengan NKRI

By May N, Selasa, 9 November 2021 | 16:02 WIB

Ilustrasi. Referendum Timor Leste 1999.

Dalang perampokan dan pembunuhan segera terkuak, mereka adalah GPK Fretilin yang ditemui Kompi Makikit menjelang fajar dan melibatkan kontak senjata tidak cukup jauh dari Dilor.

Baku tembak terdengar selama kira-kira 10 menit, dan karena terjadi pada kondisi masih cukup gelap maka Fretilin mendapat keuntungan lebih dan bisa meloloskan diri karena lebih mengenal medan.

Fretilin meninggalkan beberapa perlengkapan antara lain kain Tais, tombak, dan parang yang merupakan hasil rampokan dari rumah adat Dilor.

Kiki segera membagi pasukan dalam dua kelompok, salah satunya dipimpin Lafaek untuk melanjutkan perjalanan ke Dilor, menjelaskan kepada masyarakat jika pelaku perampokan itu adalah GPK Fretilin dengan membawa bukti-bukti yang ada.

Baca Juga: Xanana Gusmao Ungkap Timor Leste Punya Dana Abadi Ratusan Triliun Rupiah, Namun Tetap Tak Menolong Prediksi Timor Leste Bakal Jadi Negara Mati 10 Tahun Lagi

Berkat sosoknya yang sudah dipercaya masyarakat dan juga anak Raja Viqueque, maka Lafaek dipercaya banyak pihak dan nama Yonif 725 berhasil diselamatkan.

Lafaek berhasil mencegah banyak masyarakat Timor Timur saat itu masuk ke hutan untuk bergabung dengan Fretilin.

Sosok Lafaek sendiri setelah referendum ikut mengungsi dan kabarnya tinggal di Kupang dengan rakyatnya yang tetap setia kepada NKRI.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini