Find Us On Social Media :

Selama Ini Orang Seantero Dunia Tidak Tahu, Ternyata China-AS Sudah Nyaris di Ambang Peperangan Pada Akhir Pemerintahan Donald Trump, Beruntung Dihentikan Sosok Ini

By Afif Khoirul M, Senin, 4 Oktober 2021 | 15:48 WIB

Foto Pasukan Militer China.

Apa yang dapat dilakukan militer China adalah meningkatkan kesiapan operasionalnya untuk menghadapi pesawat dan kapal perang Komando Indo-Pasifik AS yang sedang tumbuh yang mendekati China," Zhou menambahkan.

Seruan Jenderal AS untuk Meyakinkan China?

Menurut memo itu, pada 21 Oktober 2020, media asing melaporkan bahwa kelima dari lima medan perang PLA berada dalam "siaga tinggi" sebagai tanggapan terhadap ketegangan menghubungi rekan Cina-nya.

Zhou mengatakan keterlibatan yang kuat antara militer kedua belah pihak selama dua bulan terakhir kepresidenan Trump telah membantu membangun kepercayaan.

Tian Shichen, direktur Pusat Studi Hukum Militer Internasional China, mengatakan, "Panggilan telepon telah membantu kedua belah pihak memperkuat pengendalian krisis bagi tentara garis depan, yang mungkin menderita permusuhan 'persaingan sengit' antara dua kekuatan besar" .

Namun, situasi semakin memburuk setelah Esper dipecat oleh Mr Trump pada 9 November 2020, diikuti oleh sejumlah perwira militer senior di Pentagon mengajukan petisi pengunduran diri.

"Militer China perlu berurusan dengan lima kepala pertahanan AS selama empat tahun masa jabatan Presiden Trump, Anda dapat membayangkan betapa frustrasinya mereka," kata Zhou, merujuk pada militer China, James Mattis, Mr. Esper, dan tiga pejabat lainnya, menteri pertahanan Amerika Serikat.

Kekhawatiran akan serangan mendadak meningkat ketika pendukung Trump menyerbu US Capitol pada 6 Januari. Dua hari kemudian, Tuan Milley menelepon Li Zhoucheng.

"Saya yakin Presiden Trump tidak berniat menyerang China, dan merupakan tanggung jawab langsung saya untuk menyampaikan niat itu ke pihak China," Milley melaporkan pada 28 September.

"Pesan saya sekali lagi konsisten. Tetap tenang, stabil dan de-eskalasi," katanya.

Pada 30 Januari, laporan intelijen AS mengkonfirmasi bahwa militer China mengurangi kesiapan operasionalnya di wilayah tersebut, menurut memo tersebut.

Drew Thompson, mantan pejabat yang mengawasi hubungan pertahanan untuk menteri pertahanan AS, mengatakan memo itu membuktikan bahwa Milley hanya melakukan tugasnya.

"Sudah jelas dari nota bahwa dia mengikuti protokol dan berkoordinasi dengan antarlembaga, jadi tidak ada keraguan bahwa dia sepenuhnya bekerja dalam wewenangnya," kata Thompson.