Namun, sumber tersebut mengatakan bahwa panggilan telepon pertama Milley tidak menghilangkan kekhawatiran Beijing.
Pada November 2020, Beijing marah ketika beberapa media Jepang melaporkan kunjungan mendadak Laksamana Muda AS Michael Studeman ke Taiwan.
Media Taiwan kemudian melaporkan bahwa Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Kelly Craft, dan kemudian Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo juga berencana untuk mengunjungi pulau itu, sebuah langkah yang semakin membuat marah Beijing.
Berita itu datang hanya beberapa minggu setelah telepon Milley membuat Beijing percaya bahwa pemerintahan Trump menggunakan 'taktik provokatif' untuk membuat militer China mengambil tindakan pembalasan, yang dapat menyebabkan konflik atau bahkan perang," kata sumber itu.
"Militer China perlu tahu apakah kunjungan Studeman ke Taipei menyiratkan bahwa ada suara berbeda di Pentagon yang mendukung rencana layak Trump. Ini akan menjadi perang," kata sumber itu.
Menurut sumber itu, militer China langsung menyampaikan keprihatinan kepada atase militer AS di kedutaan negara itu di Beijing.
Sementara bawahan Li Zuocheng juga mencoba menggunakan saluran non-militer untuk mengekspresikan pandangan mereka, termasuk mengirim utusan untuk menjaga kontak dengan konsul AS.
"Setelah beberapa minggu berkomunikasi melalui beberapa saluran, Milley melakukan panggilan kedua kepada Li (pada Januari)," kata sumber itu.
"Pesawat Kelly Craft tidak mendarat di Taipei setelah itu, sementara Departemen Luar Negeri AS juga mengumumkan bahwa Mike Pompeo tidak akan mengunjungi pulau itu," tambah sumber itu.