Negara Komunis Uni Soviet Benar-benar Terasa 'Komunis' Ketika Dipimpin Joseph Stalin, Simak Perebutan Kekuasaan Stalin Melawan Hitler Ini

May N

Penulis

Diktator Soviet Joseph Stalin

Intisari-Online.com -Stalin (1878-1953) adalah diktator Uni Soviet (Rusia saat ini) dari 1929 hingga 1953. Lewat kepemimpinannya, Uni Soviet diubah dari masyarakat petani menjadi negara adidaya industri dan militer.

Namun selama pemerintahannya, teror dan jutaan warganya sendiri tewas selama pemerintahan brutal itu.

Akhir tahun 1920-an, Stalin meluncurkan serangkaian rencana lima tahunan yang bertujuan mengubah Uni Soviet dari masyarakat petani menjadi negara adidaya industri.

Rencana pengembangannya berpusat pada kendali pemerintah atas ekonomi dan termasuk kolektivisasi paksa pertanian Soviet.

Baca Juga: Disebut-sebut Bertanggung Jawab Atas Peristiwa G30S/PKI, DN Aidit Merasa Hanyalah ‘Anak Bawang’, Inilah Dedengkot PKI yang Pernah Bertemu dengan Stalin di Moskow

Pemerintah Soviet sejak itu mengambil kendali atas pertanian.

Pemerintahan Stalin menembaki atau mengasingkan jutaan petani yang menolak untuk bekerja sama dengan pemerintahan Stalin.

Kemudian kebijakan dipusatkan, membuat pemilihan kebijakan tidak efisien dan justru menyebabkan kelaparan meluas, menewaskan jutaan orang.

Stalin memerintah dengan teror dan dengan totaliter. Dia tidak segan-segan melenyapkan siapa pun yang mungkin menentangnya.

Baca Juga: Mengenal Tokoh Komunis di Dunia: Inilah Joseph Stalin dan Bagaimana Rusia di Tangan Pemimpin Otoriteryang Tak Segan Bunuh Jutaan Warganya

Polisi rahasia diperluas kekuasaannya, mendorong warga untuk memata-matai satu sama lain.

Akhirnya berdirilah sistem Gulag yang menyebabkan jutaan orang terbunuh atau dikirim ke kamp kerja paksa.

Kemudian pada paruh kedua 1930-an, Stalin melembagakan “Pembersihan Besar-besaran.”

Serangkaian kampanye ini dirancang untuk menyingkirkan Partai Komunis, militer, dan bagian lain masyarakat Soviet yang dianggap sebagai ancaman.

Baca Juga: Ideologinya Padahal Bertentangan dengan Pancasila, Ternyata Begini Awal Mula PKI Bisa Masuk Indonesia, Ternyata Ada 2 Tokoh yang Disebut Lebih Berbahaya dari DN Aidit

Sistem kepercayaan juga dibentuk Stalin yang berpusat pada dirinya di Uni Soviet, kemudian namanya digunakan untuk mengubah nama-nama kota, guna menghormatinya.

Mereka mengendalikan sejarah, buku-buku sejarah Soviet ditulis ulang, menceritakan Stalin berperan lebih menonjol dalam revolusi dan mitologi aspek lain dalam kehidupannya.

Ia menjadi subyek karya seni, sastra dan musik yang selalu disanjung.

Namanya juga menjadi bagian dari lagu kebangsaan Soviet, dan sensor foto-foto juga dilakukan dalam upaya menulis ulang sejarah.

Baca Juga: Pantas Saja Terjadi Bencana Kelaparan di Korea Utara, Negara Itu Pilih Meniru Sistem Pertanian Satu Pemimpin Tiran yang Pernah Sebabkan Jutaan Orang Mati Kelaparan

Menjelang Perang Dunia II yaitu pada 1939, Stalin dengan diktator Jerman, Adolf Hitler, menandatangani Pakta Non-Agresi Jerman-Soviet.

Stalin melanjutkan rencana mencaplok sebagian Polandia dan Rumania dan juga negara-negara Baltik di Estonia, Latvia dan Lituania.

Ia juga melancarkan serangan ke Finlandia.

Sayangnya Hitler melanggar pakta Nazi-Soviet kemudian menyerang Uni Soviet, yang kemudian membuat terobosan awal bagi Nazi.

Baca Juga: Senjata Bernyanyi Kremlin, Kobarkan Semangat Pasukan Soviet Lewat Lagu-lagu Propaganda ke Medan Perang Garis Depan hingga Buat Stalin Terkesan!

Stalin mengabaikan peringatan dari Amerika dan Inggris, dan juga agen intelijennya sendiri mengenai potensi invasi.

Mereka memperingatkannya karena Soviet sebenarnya tidak siap untuk perang.

Alhasil Stalin tetap di Moskwa ketika pasukan Jerman maju untuk menginvasinya.

Pertahanannya semata-mata dilakukan dengan membumihanguskan pasokan atau infrastruktur yang menguntungkan musuh.

Baca Juga: KetikaPemimpin Yugoslavia22 Kali Gagal Dibunuh oleh Penguasa Uni Soviet, 'Berhenti Mengirim Orang untuk Membunuh'

Soviet berhasil menguasai keadaan dengan Pertempuran Stalingrad dari Agustus 1942 - Februari 1943.

Berkat Tentara Merah yang berhasil mengalahkan Jerman, Jerman terusir dari Soviet.

Kemudian ketika perang berlangsung Stalin berpartisipasi dalam konferensi utama Sekutu yaitu di Teheran (1943) dan Yalta (1945).

Keinginan dan keterampilan politiknya menjadikan ia menjadi sekutu yang setia, tapi ia tidak pernah menyerah pada visinya memperluas rezim Soviet pasca perang.

Baca Juga: Terkecoh Oleh Insting Bertahan Hidupnya Sendiri, Tentara Nazi Ini Bermain Piano Selama 22 Jam Tanpa Henti di Hadapan Tentara Soviet, Hanya untuk Diingatkan akan Kebrutalannya Selama Ini

Selama pemerintahannya, teror ada di mana-mana: pembersihan, eksekusi, pengasingan ke kamp kerja paksa serta penganiayaan di Uni Soviet pasca perang.

Ia meredam secara paksa perbedaan pendapat dan semua yang berbau asing, terutama pengaruh Barat.

Ia mendirikan pemerintahan komunis di seluruh Eropa Timur.

Tahun 1949, Soviet masuk ke era nuklir mencoba bom atom.

Baca Juga: Pengorbanan Terakhir Seorang Ibu yang Penuh Kasih, Inilah Kisah Ethel Rosenberg, Anggota Partai Komunis AS yang Dihukum Mati Karena Tugas Spionasenya

Ia menjadi pemicu Perang Korea karena tahun 1950 ia memberi izin kepada pemimpin komunis Korea Utara, Kim Il Sung, untuk menyerang Korea Selatan yang saat itu didukung AS.

Stalin hidup dalam paranoid, terutama di tahun-tahun terakhirnya.

Ia meninggal pada 5 Maret 1953 di usia 74 tahun setelah menderita stroke.

Tubuhnya dibalsem dan diawetkan di mausoleum Lenin, Lapangan Merah Moskwa, sampai 1961.

Baca Juga: Sampai Didukung China, PKI Menuntut Pemerintah Indonesia untuk Membentuk Angkatan Kelima dengan Tujuan Ini

Kemudian ada proses de-Stalinisasi yang membuat tubuhnya dipindahkan dan dikubur di dekat tembok Kremlin oleh penerusnya, Nikita Khrushchev.

Artikel Terkait