Find Us On Social Media :

Setelah Buat Amerika Jantungan Karena Terus Uji Coba Senjata Nuklirnya, Kim Jong-Un Malah Diam-diam Ingin Berbicara dengan AS, Bukan Ingin Tunduk Tetapi Ingin Katakan Hal Ini

By Mentari DP, Kamis, 30 September 2021 | 18:30 WIB

Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-Un.

Intisari-Online.com - Hubungan Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-Un dengan Amerika Serikat (AS) tidak pernah akur.

Bahkan terkadang Kim Jong-Un dengan berani sering memberikan peringatan kepada AS.

Seperti yang baru-baru ini terjadi.

Baca Juga: China Tidak Bisa Berbohong Lagi, Mantan Orang Dalam Ini Bongkar Negeri Panda Tengah Lakukan Eksperimen Senjata Biologis Gaya Nazi, Ini Sosok yang Jadi Kelinci Percobaannya

Dilansir dari 24h.com.vn pada Kamis (30/9/2021), pemimpin Korea Utara itu telah memperingatkan AS.

Itu terjadi setelah Pyongyang pertama kali mengumumkan peluncuran rudal hipersonik, yang dapat dengan mudah menembus sistem pertahanan udara.

"Selama delapan bulan terakhir, tindakan pemerintahan baru di Amerika Serikat telah menunjukkan bahwa ancaman militer AS dan tindakan permusuhan terhadap Korea Utara tidak berubah," kata Kim Jong-Un, menurut kantor berita Korea Utara KCNA.

Kim Jong-Un mengatakan kebijakan AS tentang Korea Utara semakin lebih licik.

Baca Juga: Para Jenderalnya Jadi Korban Penculikan PKI, Terkuak Ternyata Presiden Soekarno Berada di Tempat Ini Saat Peristiwa G30S Terjadi, Hanya Berjarak 10 Km dari Lokasi Pembantaian

Dan itu menegaskan perlunya mengembangkan senjata baru untuk mencegah agresi militer dari pasukan musuh.

Kim Jong-Un lantas berjanji untuk memperkuat kemampuan nuklir Korea Utara.

Pada bulan September lalu, Korea Utara menguji coba tiga jenis rudal baru.

Termasuk rudal jelajah jarak jauh, rudal balistik yang diluncurkan dengan kereta api, dan rudal hipersonik.

Saat ini, rudal hipersonik adalah senjata paling kuat dan tidak ada sistem pertahanan udara AS yang dapat mencegatnya.

Selain mengkritik AS, Kim Jong-Un juga mencoba kembali mendekat ke Korea Selatan.

Pemimpin Korea Utara itu menyatakan kesiapannya untuk memulihkan garis antar-Korea.

Bahkan menyerukan Seoul untuk menyerahkan kebijakan permusuhannya.

Sehingga kedua negara bersaudara dapat menyatakan perdamaian dan mengakhiri Perang Korea.

Diketahui, Korea Utara dan Korea Selatan saat ini masiih dalam keadaan perang.

Baca Juga: Selama Ini Tidak Ada yang Tahu, Cukup Tambahkan 1 Bahan Ini Saat Masak Nasi, Dijamin Kalorinya Turun 50%, Efeknya Bikin Seluruh Wanita di Indonesia Kegirangan!

Perang Korea sendiri terjadi pada 1950 hingga 1953 dan hanya dihentikan dengan gencatan senjata.

Dalam pidatonya di Majelis Umum PBB pada 21 September, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in menyerukan diakhirinya Perang Korea.

Presiden Moon memiliki waktu kurang dari satu tahun tersisa dalam masa jabatannya untuk menerapkan kebijakan rekonsiliasi dengan Korea Utara.

Baca Juga: Tak Ada Angin Tak Ada Hujan, Mendadak Korea Utara Tengah Disorot Satu Dunia Gara-gara Cari Pengganti Kim Jong-Un, Segenting Apa Kondisi Sang Diktator?