"Partai Komunis Indonesia, yang merupakan partai paling kuat di negara dengan tiga juta anggota, di bawah kepemimpinan DN Aidit, bekerja sama dengan Cina," lanjut laporan itu.
"Jika percobaan kudeta berhasil, China akan memiliki keuntungan signifikan yang akan mendistribusikan kembali keseimbangan kekuatan di wilayah tersebut. Pembantaian massal terhadap peserta pemberontakan dan keluarganya dilakukan, dengan jumlah korban antara 300.000 dan 700.000. Pada bulan Maret 1967 tentara mengambil alih, di bawah kepemimpinan Jenderal Suharto."
Setelah itu, sejak Jenderal Soeharto berkuasa Indonesia dan Israel memiliki hubungan rahasia dan melakukan transaksi jual beli senjata di bawah naungan inisiatif rahasia House and Garder.
Hubungan rahasia itu membuat Indonesia mengetahui betapa berbahayanya Mossad, dalam mengelola hubungan dengan banyak negara di dunia.
Hal ini memunculkan kesimpulan bahwa pembantaian PKI, sebenarnya diketahui secara detail oleh Mossad, namun memilih tutup mulut untuk menyembunyikan kebenaran di baliknya.