Pantesan Agan Mata-Mata Israel Mossad Saja Tau Soal Pembantaian PKI, Namun Pilih Bungkam dan Ogah Membocorkannya Karena Alasan Ini

Afif Khoirul M

Penulis

Israel ternyata mengetahui detail pembantaian Indonesia pada PKI.

Intisari-online.com - Pada bulan September merupakan bulan yang dikenal dalam insiden G30 S.

Ini merupakan upaya kudeta yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI).

PKI melakukan penculikan pada para jenderal, dan kemudian membunuhnya, namun aksi PKI tersebut akhirnya terbongkar.

Akan tetapi yang menarik dari insiden ini, ternyata adalah ternyata gerakan G30 S, hingga pembantaian PKI tercium sampai agen mata-mata Mossad.

Baca Juga: Kisah Mbah Suro, Sosok Dukun Sakti yang Diburu Kopassus Pasca Tragedi G30S/PKI, Konon Mampu Bikin Pengikutnya Kebal Senjata

Ini ditulis oleh Geoffrey Robinson, profesor dari UCLA dalam bukunya The Killing Season: A History of The Indonesian Masscares, 1965-1966.

Usai insiden tersebut, PKI langsung diberangus, dan pembantian anggota PKI ini dipimpin oleh Jenderal Soeharto.

Tentara dan polisi melakukan penangkapan besar-besaran, kemudian menyiksa dan menahan anggota PKI.

Namun dalam peristiwa pembantaian ini beberapa negara dituding terlibat, seperti Amerika dan Inggris.

Baca Juga: Trauma G30S/PKI Masih Terasa Bagi Anak Ahmad Yani, yang Sampai Menyendiri Puluhan Tahun demi Hapuskan Luka Pembantaian Ayahnya, Begini Kisahnya

Keikutcampuran dua negara ini disebabkan oleh perang dengan Vietnam, yang berideologi Komunis.

Pasalnya, PKI saat menjadi partai terbesar di Indonesia, dengan 3,5 juta pendukung dan sekitar 20 juta warga terlibat dengan organisasinya.

Selain itu Israel juga mencium tentang pembantaian ini, namun mereka memilih diam saja.

Kementerian Luar Negeri Israel pernah membongkar segel dokumen yang memberikan informasi selama tahun 1950-an di Indonesia.

Dokumen-dokumen itu berisi segelintir hal yang diketahui agen mata-mata Israel meski bertentangan dengan pernyataan pemerintah Indonesia.

Israel saat itu melihat Soekarno sebagai penghambat dalam membangun hubungan Indonesia-Israel, dalam pandangan Perang Dingin Soekarno harus disingkirkan.

Mulai pertengahan 1950-an, Israel dan Indonesia melakukan interaksi informal, tentang pertahanan dan kemanan, tetapi tidak menjalin hubungan diplomatik.

Israel mengatakan, Indonesia tertarik mendapatkan pesawat tempur dan Israel.

Tetapi pemerintah Israel memutuskan untuk tidak menjual senjata ke Indonesia karena tiga alasan:

Baca Juga: Disebut-sebut Bertanggung Jawab Atas Peristiwa G30S/PKI, DN Aidit Merasa Hanyalah ‘Anak Bawang’, Inilah Dedengkot PKI yang Pernah Bertemu dengan Stalin di Moskow

Pertama penolakan Indonesia untuk menjalin hubungan diplomatik formal dengan Israel, kedua kesulitan dalam menjaga kerahasiaan, dan ketiga risiko bahwa penjualan tersebut akan membahayakan hubungan Israel dengan negara-negara lain di kawasan itu.

Dalam telegram kepada direktur Kementerian Luar Negeri tertanggal 11 April 1958, diplomat Israel Walter Eytan menulis:

"Masalah ini tidak akan tetap menjadi rahasia, sebagaimana kesepakatan dengan Nikaragua dan Kuba tidak tetap menjadi rahasia. Setiap penjualan senjata ke Indonesia akan menimbulkan permusuhan dengan negara-negara Asia yang penting."

"Seperti yang kita lihat di Amerika Selatan, negara-negara Asia lainnya akan mendekati kita dengan permintaan serupa dan kita akan mendapat masalah serius, sama seperti kita mendapat masalah serius di Amerika Latin."

Pada pertemuan Kementerian Luar Negeri tanggal 4 April 1967, Menteri Luar Negeri Abba Eban merangkum hubungan antara Israel dan Indonesia saat itu,

"Kami sedang mencari kepemimpinan baru. Kami dapat menjangkau dan mendiskusikan beberapa hal praktis yang memungkinkan perwakilan Israel di Indonesia, untuk beberapa perusahaan pembangunan dan ekonomi. Masalah bolak-balik dan ada pasang surut. Semuanya didasarkan pada Sukarno yang digulingkan. "

Enam bulan setelah pebantaian itu, Mossad mengatakan mereka tahu siapa yang bertanggung jawab atas pembantaian itu.

Agen mata-mata Mossad, menulis laporan tertanggal 15 November 1966 sebagai berikut:

"Pada Oktober 1965, komunis mencoba mengambil alih pemerintahan dengan bantuan Cina daratan. Tentara berhasil menghentikan upaya pengambilalihan dan Partai Komunis dinyatakan ilegal. "

Baca Juga: Ketika PKI Kuasai Kantor Berita RRI pada Peristiwa 30 September, Hanya Menguasai Kurang dari Sehari, Ini yang Mereka Lakukan

"Partai Komunis Indonesia, yang merupakan partai paling kuat di negara dengan tiga juta anggota, di bawah kepemimpinan DN Aidit, bekerja sama dengan Cina," lanjut laporan itu.

"Jika percobaan kudeta berhasil, China akan memiliki keuntungan signifikan yang akan mendistribusikan kembali keseimbangan kekuatan di wilayah tersebut. Pembantaian massal terhadap peserta pemberontakan dan keluarganya dilakukan, dengan jumlah korban antara 300.000 dan 700.000. Pada bulan Maret 1967 tentara mengambil alih, di bawah kepemimpinan Jenderal Suharto."

Setelah itu, sejak Jenderal Soeharto berkuasa Indonesia dan Israel memiliki hubungan rahasia dan melakukan transaksi jual beli senjata di bawah naungan inisiatif rahasia House and Garder.

Hubungan rahasia itu membuat Indonesia mengetahui betapa berbahayanya Mossad, dalam mengelola hubungan dengan banyak negara di dunia.

Hal ini memunculkan kesimpulan bahwa pembantaian PKI, sebenarnya diketahui secara detail oleh Mossad, namun memilih tutup mulut untuk menyembunyikan kebenaran di baliknya.

Artikel Terkait