Find Us On Social Media :

Bak Jadi Cerminan Sempurna Negara Kapitalis, Australia Lebih Rela Setengah Hasil Panennya Membusuk dan Pilih Tenaga Kerja 'Outsource', Dibanding Terima Pengungsi

By Ade S, Senin, 20 September 2021 | 15:29 WIB

Ilustrasi stroberi busuk. Setengah hasil panen stroberi Australia terpaksa dibiarkan membusuk karena tidak ada SDM yang mengolahnya

Intisari-Online.com - Meski menjadi salah satu negara tujuan utama para pengungsi di dunia, Australia berulang kali menolak kehadiran para pencari suaka tersebut.

Para pengungsi yang kebanyakan terjebak di Indonesia tersebut dibiarkan terlunta-lunta, tanpa kejelasan status.

Di Indonesia saja, sampai berita ini diturunkan, tercatat ada lebih dari 13.000 pengungsi dengan tujuan Australia, masih terjebak.

Kalaupun mereka sampai melakukan aksi nekat dengan menggunakan jasa penyelundupan menuju Australia, tidak jarang mereka harus berhadapan dengan kondisi mengerikan.

Baca Juga: Terpatri dalam Patung Ikonik Berusia Ratusan Tahun, Persahabatan AS dengan Negara Ini Hancur Seketika Usai Australia Umumkan Pembangunan Kapal Selam Nuklir, Kesepakatan Ini Pemicunya

Pada 2015 misalnya, Australia pernah mengirim balik sebuah kapal penuh pengungsi yang akan menuju negaranya.

Tepat di tengah laut, dengan ketidakjelasan cadangan makanan atau bahan bakar, kapal tersebut dihalau dan dipaksa untuk kembali ke negara asalnya oleh petugas keamanan Australia.

Bahkan, di tahun yang sama, Jusuf Kalla yang kala itu masih menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia sampai dibuat berang.

Pasalnya, saat itu pihak Australia diketahui membayar kapten dan kru kapal agar membawa kembali imigran asal Banglades, Sri Lanka, dan Myanmar untuk kembali ke wilayah Indonesia.

Baca Juga: Sudah Terdengar Sampai Telinga Presiden China, Begini Komentar Xi Jinping Setelah Mendengar Soal AUKUS yang Tak Terima Australia Diberi Kapal Selam Nuklir