Sudah Terdengar Sampai Telinga Presiden China, Begini Komentar Xi Jinping Setelah Mendengar Soal AUKUS yang Tak Terima Australia Diberi Kapal Selam Nuklir

Afif Khoirul M

Penulis

Presiden China, Xi Jinping saat menghadiri latihan militer di Laut China Selatan pada Kamis (13/4/20), ia telah berhasil membangun Angkatan Laut Terbesar di dunia

Intisari-online.com - Sepekan ini politik internasional dihebohkan dengan aliasi AUKUS yang berisi Amerika, Inggris, dan Australia.

Aliansi ini akan memberikan dukungan pada Australia untuk mendapatkan kapal selam nuklirnya.

Tntu saja langkah ini langsung memancing reaksi dari banyak petinggi dunia, seperti Prancis, hingga China.

Presiden China Xi Jinping, diketahui juga telah mengetahui kabar mengenai AUKUS tersebut.

Baca Juga: Pantesan Covid-19 Diprediksi Susah Kelar, Terkuak Sudah Alasan Di Masa Depan Kita Harus Hidup Dengan Virus Ini, Salah Satunya Mustahil Dimusnahkan Gara-Gara Hal ini

Presiden China Xi Jinping menentang "campur tangan oleh kekuatan luar" di kawasan itu, sementara Australia terus mengabaikan kemarahan Beijing.

Hal itu diungkapkan alam pidato menjelang acara Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) pada 17 September.

Presiden China Xi Jinping mendesak para pemimpin negara untuk benar-benar menolak kekuatan eksternal agar tidak ikut campur di kawasan.

Seruan Xi datang setelah AS, Inggris dan Australia menjalin kemitraan keamanan dan pertahanan dan Australia memutuskan untuk membeli kapal selam bertenaga nuklir dari AS.

Baca Juga: Sekilas Tidak Ada yang Aneh, Video Bocah 4 Tahun Berpakaian Hazmat Lengkap yang Berjalan Memasuki Rumah Sakit Ini Bikin Banyak Orang Menangis, Terungkap Biaya Mahal Nol Kasus Covid-19 Negara Ini

The Global Times menyebut Canberra "naif" dalam mendanai "pertaruhan perang dingin Amerika".

Namun, Perdana Menteri Australia Scott Morrison menjawab bahwa China juga memiliki "program kapal selam nuklir yang sangat penting".

"Mereka memiliki semua kekuatan untuk memutuskan kesepakatan pertahanan demi kepentingan nasional, jadi tentu saja Australia dan negara-negara lain juga," kata Morrison.

Dalam serangkaian wawancara dengan media, Morrison mengatakan pemerintah Australia menanggapi perubahan gerakan di kawasan Asia-Pasifik, di mana wilayah semakin diperebutkan dan persaingan semakin ketat.

Menurut Morrison, Australia sangat menyadari kemampuan kapal selam nuklir China dan investasi pertahanan yang berkembang.

"Kami peduli bahwa perairan internasional selalu perairan internasional, langit internasional adalah langit internasional, dan prinsip-prinsip supremasi hukum berlaku sama di semua tempat ini," kata perdana menteri Australia.

Baca Juga: Rencana 'Hidup Bersama Covid-19' Terancam, Singapura Kembali Tutup Pembelajaran Tatap Muka Setelah Kasus Corona Melonjak

"Australia ingin memastikan bahwa tidak ada daerah di mana hukum internasional berlaku," katanya.

Keputusan Australia juga membuat marah Prancis dengan menyebabkannya kehilangan kesepakatan kapal selamnya.

Namun, penyebab utama aliansi Australia, Inggris, dan Amerika Serikat adalah kebangkitan Cina.

Beijing juga memberlakukan sanksi perdagangan yang keras terhadap berbagai produk Australia.

Karena Canberra menentang investasi China di sektor-sektor sensitif di negaranya dan menuntut penyelidikan independen terhadap asal mula pandemi Covid-19.

Artikel Terkait