Penulis
Intisari-online.com - Covid-19 tahun lalu menjadi ancaman paling berbahaya bagi umat manusia di seluruh dunia.
Virus ini menyebar dengan cepat sehingga memicu kekhawatiran dan ketakutan masyarakat.
Selain itu, meski vaksinnya telah ditemukan penyebarannya masih berjalan, orang yang sudah divaksin pun masih bisa tertular virus ini.
Ternyata dalam sebuah penelitian mengatakan virus ini diprediksi akan susah untuk dimusnahkan.
Dengan kata lain, salah satu cara untuk menghentikan pandemi adalah dengan hidup berdampingan bersama virus ini.
Menurut kantor berita China, Xinhua,mengutip sebuah studi oleh dua profesor Amerika yang diterbitkan di situs web Daily News.
Ia mengatakan bahwa ketika virus berpindah dari satu inang ke inang lainnya, mereka harus bermutasi untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan baru.
Dengan demikian, virus akan dapat bereplikasi lebih "terampil" setelah berada di lingkungan inang lain.
Artinya, virus ini memiliki kemampuan virus Corona untuk bereplikasi dan beradaptasi dengan lingkungan baru mungkin menjadi alasan mengapa virus ini terus berubah dan menjadi lebih kuat.
"Terkadang, mutasi kombinasi terjadi pada waktu yang tepat untuk memicu pandemi," menurut artikel tersebut.
Nenek moyang virus corona pertama muncul pada kelelawar ratusan tahun yang lalu.
Seiring waktu, mereka mengembangkan kemampuan untuk menginfeksi mamalia lain dan terus bermutasi.
Penelitian ini dilakukan oleh Profesor Norbert Herzog dan Profesor David Niesel dari University of Texas Medical Branch.
Kedua ilmuwan mengambil 130.000 sampel dari manusia dan membandingkannya dengan 69 sampel dari kelelawar untuk menganalisis bagaimana virus bermutasi.
Melalui analisis genetik, mereka menemukan bahwa ada mutasi kecil yang membantu virus menyebar ke manusia.
Awalnya, manusia tidak memiliki kekebalan awal, sehingga tidak memaksa virus untuk bermutasi.
Sejak akhir tahun 2020, ketika sistem kekebalan manusia mulai bereaksi, penggunaan vaksin, obat antivirus, dan banyak tindakan terapeutik serta pengaruh lingkungan, SARS-CoV-2 mulai berubah, variabel yang pertama kali muncul.
Virus ini lebih beradaptasi dengan lingkungan yang sudah kebal, varian yang bisa lolos dari sistem kekebalan terus bertahan dan menyebar dengan cepat.
Beberapa varian dapat berkembang menjadi penyakit serius.
Berkat vaksin, manusia dapat membatasi risiko infeksi, membatasi kesempatan virus untuk beradaptasi.
Tetapi vaksin juga dapat memberikan tekanan selektif pada virus yang menyebabkannya bermutasi dan menginfeksi orang yang telah divaksinasi.
Oleh karena itu, menurut kedua ilmuwan tersebut, selalu perlu untuk memantau urutan gen untuk mengidentifikasi varian baru, merancang vaksin tambahan untuk melindungi manusia dari ancaman yang lebih berbahaya.