China Tambah Murka, AS Lakukan Hal Ini di Selat Taiwan Tak Lama Setelah Perjanjian Kapal Selam Nuklir AUKUS Diumumkan

Tatik Ariyani

Penulis

Xi Jinping dan Joe Biden.

Intisari-Online.com -Beberapa waktu lalu, Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, dan PM Australia Scott Morrison mengumumkan kemitraan yang dinamakan AUKUS, di mana AS dan Inggris membantu Australia membangun kapal selam bertenaga nuklir.

Banyak kalangan menganggap, keputusan AS dan Inggris mentransfer teknologi demi menangkal pengaruh Beijing di Laut China Selatan.

Namun, juru bicara Gedung Putih Jen Psaki pada Kamis (16/9/2021) sebagaimana dilansir Reuters, mengatakan perjanjian mengenai transfer teknologi untuk kapal selam bertenaga nuklir kepada Australia tersebut tidak ditujukan untuk China.

Psaki juga membela kesepakatan tersebut meski mendapat kritikan dari Prancis dan China.

Baca Juga: China Makin Ugal-ugalan, Setelah Bikin Takut Nelayan Indonesia untuk Melaut, Kini Hacker China Dikabarkan Bobol Data 10 Kementerian dan Lembaga Negara Termasuk BIN

“Kami tidak mencari konflik dengan China,” kata Psaki kepada wartawan.

Meski demikian, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian menyatakan, aliansi ketiganya berpotensi merusak stabilitas regional dan memulai perlombaan senjata.

Zhao mengkritik ketiganya menerapkan "mentalitas Perang Dingin usang", dan memeringatkan mereka bisa merusak kepentingan sendiri.

Tak cukup sampai di situ, kemarahan China bertambah setelah AS melakukan hal ini di Selat Taiwan.

Baca Juga: Tak Heran China Marah Besar, Dibalik Kesepakatan Amerika di Australia, Terkuak Ada Senjata yang Disebut-sebut Sebagai 'Penangkal China', Apa Itu?

Melansir Express.co.uk, Minggu (19/9/2021), China mengecam AS setelah sebuah kapal perang Amerika mulai transit di selat Taiwan.

USS Barry, kapal perusak berpeluru kendali, telah memulai transit di Selat Taiwan ketika ketegangan antara kedua negara meningkat setelah perjanjian kapal selam nuklir AUKUS.

Menanggapi kehadiran kapal di wilayah China, Beijing menyebut AS sebagai “perusak perdamaian”.

Kolonel Senior Angkatan Darat Shi Yi mengatakan kepada China Military Online yang disponsori PLA, Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) telah mengerahkan pasukan untuk mengawasi kapal perang AS.

Dalam sebuah pernyataan, Senior Angkatan Darat mengatakan AS adalah “perusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan dan pencipta risiko keamanan di Selat Taiwan.”

Namun, AS telah membantah melakukan kesalahan di wilayah tersebut.

Baca Juga: Bikin Terkejut, Penemuan 'Monster Bawah Laut' yang Sudah Tak Bernyawa Ini Menarik Perhatian Orang-orang, Makhluk Apa Sebenarnya?

Dalam sebuah pernyataan, situs web armada ke-7 AS mengatakan: “Perusak peluru kendali kelas Arleigh Burke USS Barry (DDG 52) melakukan transit rutin Selat Taiwan 17 September (waktu setempat Taiwan) melalui perairan internasional sesuai dengan hukum internasional.

“Transit kapal melalui Selat Taiwan menunjukkan komitmen AS terhadap Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

“Militer Amerika Serikat terbang, berlayar, dan beroperasi di mana pun yang diizinkan hukum internasional.”

Artikel Terkait