Intisari-Online.com -Angkatan Laut Indonesia telah meningkatkan patroli di sekitar kepulauan Natuna di Laut China Selatan.
Rupanya ada kapal-kapal asing kedapatan mendekat ke perairan tersebut.
Mengutip Reuters, Indonesia rupanya hampir kecolongan disantroni kapal-kapal China dan Amerika Serikat (AS).
Walaupun dikatakan tidak ada gangguan dari kapal-kapal asing tersebut, patroli tetap digalakkan.
Lima kapal Angkatan Laut ditemani dengan patroli udara telah dikirimkan ke Laut Natuna Utara untuk mengamankan wilayah tersebut.
Hal ini disampaikan oleh komandan armada barat Angkatan Laut Indonesia Arysad Abdullah.
"Posisi TNI Al di Laut Natuna Utara sangatlah tegas yaitu melindungi kepentingan nasional dalam yurisidiksi Indonesia bersamaan dengan undang-undang nasional dan hukum internasional yang telah diratifikasi sehingga tidak ada toleransi pelanggaran apapun di Laut Natuna Utara," ujar Arsyad dikutip dari Reuters.
Tahun 2017, Indonesia mengubah nama wilayah utara zona ekonomi eksklusifnya itu di Laut China Selatan sebagai Laut Natuna Utara.
Hal ini menjadi upaya mendorong ambisi wilayah maritim China.
Arsyad mengatakan kapal-kapal China dan AS telah terdeteksi mendekat baru-baru ini, tapi tidak ada gangguan.
Ia juga menambahkan kapal-kapal itu masih berada di perairan internasional.
Ketegangan seminggu di Natuna terjadi Januari 2020 lalu.
Saat itu kapal coast guard China menemani kapal penangkap ikan memasuki Laut Natuna Utara.
Hal tersebut mendorong Indonesia mengirimkan jet tempur dan menggerakkan nelayan di sana.
China tidak mengklaim kepulauan Natuna, tapi mengatakan mereka punya hak memancing di sana dengan klaim Sembilan Garis Putus-putus yang melibatkan sebagian besar Laut China Selatan yang kaya energi.
Klaim tersebut menjadi pertentangan China dengan negara-negara Asia Tenggara, dan tidak diakui secara internasional.
"Tidak ada tawar-menawar ketika membicarakan kedaulatan, wilayah negara kami," ujar Presiden Joko Widodo sejak kejadian tahun 2020 itu dikutip dariAl Jazeera.
Tahun 2016, kapal angkatan laut Indonesia juga menembaki kapal penangkap ikan China yang dituduh melakukan penangkapan ikan ilegal dekat Natuna.
Kemudian tahun itu juga terjadi serangkaian konfrontasi antara China dan Indonesia.
Tahun yang sama Indonesia juga menghancurkan 23 kapal penangkap ikan asing dari Malaysia dan Vietnam yang dituduh menangkap ikan di perairan Indonesia.
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan badannya menenggelamkan 10 kapal Malaysia dan 13 kapal Vietnam yang tertangkap menangkap ikan secara ilegal di perairan Indonesia.