Manfaatkan Situasi Genting China yang Sedang Panas-panasnya dengan Australia, Negara Kecil Ini Ternyata Berniat Menusuk China dari Belakang Demi Rebut Pulau yang Disengketakan Ini

Tatik Ariyani

Editor

Peta pulau Senkaku/Daioyus yang jadi sengketa dua musuh lama China dan Jepang
Peta pulau Senkaku/Daioyus yang jadi sengketa dua musuh lama China dan Jepang

Intisari-Online.com -AS, Inggris, dan Australia mengumumkan bahwa mereka bakal membangun kemitraan keamanan untuk Indo-Pasifik.

Dalam kemitraan tersebut, mereka juga bakal membantu Australia membangun kapal selam bertenaga nuklir.

Banyak kalangan menganggap, keputusan AS dan Inggris mentransfer teknologi demi menangkal pengaruh Beijing di Laut China Selatan

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian menyatakan, aliansi ketiganya berpotensi merusak stabilitas regional dan memulai perlombaan senjata.

Baca Juga: Bukan Jet Tempur Apalagi Kapal Induk Canggih, Dokumen Rahasia Amerika Bongkar ChinaPakai Senjata 'Haram' Ini Untuk Bombardir Taiwan,Begini Cara Taiwan Menangkisnya

Zhao mengkritik ketiganya menerapkan "mentalitas Perang Dingin usang", dan memeringatkan mereka bisa merusak kepentingan sendiri.

Media "Negeri Panda" seperti Global Times juga mengunggah editorial, yang menyatakan Australia kini menjadi musuh mereka.

Sementara hubungan China dan Australia kembali memanas, negara ini memanfaatkan situasi untuk menentang China.

Baca Juga: Bukan Lagi Sekadar Jet Tempur, Taiwan Ketakutan China Bakal Menyerang dengan Senjata Tak Kasat Mata Namun Mematikan Ini, Laporan Rahasia AS Jadi Buktinya

Melansir Express.co.uk, Jumat (17/9/2021), Jepang telah membuat sikap menentang Beijing dengan menyatakan bahwa Kepulauan Senkaku yang diklaim China adalah wilayah Jepang.

Dalam langkah langsung melawan China, Menteri Pertahanan Jepang mengatakan Tokyo akan membela dan menandingi oposisi China ke pulau-pulau yang disengketakan jika perlu.

Berbicara kepada CNN, Nobuo Kishi menyatakan Tokyo siap untuk "mempertahankan wilayah (Jepang)".

Kepulauan Senkaku yang tidak berpenghuni, yang dikenal sebagai Kepulauan Diaoyu di China, terletak 330 km dari China yang dikendalikan oleh Jepang, tetapi diklaim oleh Beijing.

Klaim atas wilayah tersebut sudah ada sejak berabad-abad yang lalu, tetapi telah mencapai titik didih dalam beberapa tahun terakhir.

Namun, Menteri Pertahanan Nobuo Kishi mengklaim “tidak ada sengketa wilayah”.

Dia mengatakan kepada CNN: "Terhadap tindakan China di Kepulauan Senkaku dan bagian lain dari Laut China Timur ... kita harus menunjukkan bahwa pemerintah Jepang dengan tegas mempertahankan wilayah kita dengan lebih banyak kapal penjaga pantai Jepang daripada China.

“Tidak ada sengketa wilayah terkait Kepulauan Senkaku antara Jepang dengan negara lain,” tambahnya.

Baca Juga: Orang Timor Leste Mengumpulkan Tulang Sisa Jenazah Korban Konflik selama Pendudukan Indonesia Dalam Sarung untuk 'Penyembuhan'

Kementerian Luar Negeri China merilis sebuah pernyataan tahun lalu yang menguraikan klaim mereka.

"Pulau Diaoyu dan pulau-pulau yang berafiliasi dengannya adalah bagian yang tidak terpisahkan dari wilayah China, dan merupakan hak kami untuk melakukan patroli dan kegiatan penegakan hukum di perairan ini," kata Kementerian Luar Negeri China dalam sebuah pernyataan tahun lalu.

Tokyo telah memperluas militer dan Pasukan Bela Diri, yang siap mereka kerahkan untuk mempertahankan wilayah yang disengketakan, menurut Menteri Pertahanan Jepang.

Baru-baru ini, Jepang telah mempersiapkan pertarungan dengan China.

Jepang telah menambahkan jet tempur F-35 canggih ke pasukan mereka dan mengubah kapal perang menjadi kapal induk, juga membangun kapal perusak dan kapal selam baru.

Jepang telah mengerahkan rudal dan pasukan ke pulau Yonaguni untuk memperkuat Ishigaki di dekatnya, menurut Kishi.

“Ini untuk menunjukkan keinginan kuat kami untuk mempertahankan wilayah barat daya wilayah Jepang kami,” katanya.

"Kami akan terus melakukan pelatihan bilateral dengan AS dan pelatihan multilateral dengan mitra lain untuk memperkuat postur kami dan berkontribusi pada perdamaian dan stabilitas kawasan ini."

Artikel Terkait