Intisari-Online.com - Perjanjian AUKUS yang ditandatangani antara Australia, Inggris dan AS pada hari Rabu telah memicu perdebatan tentang percepatan hipotetis konflik antara China dan Taiwan.
Perjanjian kapal selam nuklir tersebut memperkuat aliansi antara tiga negara demokrasi besar Barat yang telah mendukung pulau demokrasi (Taiwan), meskipun tidak satupun dari mereka mengakui Taiwan sebagai sebuah negara.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian menyatakan, aliansi ketiganya berpotensi merusak stabilitas regional dan memulai perlombaan senjata.
Zhao mengkritik ketiganya menerapkan "mentalitas Perang Dingin usang", dan memeringatkan mereka bisa merusak kepentingan sendiri.
Pada hari Kamis, mantan PM Inggris Theresa May menantang penggantinya, Boris Johnson, menanyakan selama debat Commons apakah perjanjian pertahanan AUKUS yang baru ditandatangani dapat menyebabkan Inggris terseret ke dalam perang dengan China atas Taiwan, dilansir express.co.uk, Sabtu (18/9/2021).
Ketegangan di sekitar pulau itu meningkat sejak Presiden Xi Jinping bersumpah pada 2019 untuk "menyatukan kembali" Taiwan dengan daratan China, menggunakan kekuatan jika perlu.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berhati-hati untuk tidak mengesampingkan apa pun dalam jawabannya.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR