Penulis
Intisari-Online.com -Kapal selam nuklir yang akan dimiliki Australia kini menghadapi tantangan besar karena banyak negara yang mengecam dan tidak setuju Australia memilikinya.
Walaupun Perdana Menteri Australia Scott Morrison menyebut kapal selam nuklir bukanlah tentang senjata nuklir tapi tentang bahan bakarnya, tapi banyak pihak yang mewanti-wanti pelanggaran kesepakatan nuklir dunia.
China sendiri berang dengan keputusan Australia, dengan menyebut rencana tersebut meningkatkan persaingan senjata di Indo-Pasifik.
Namun rupanya penolakan kapal selam nuklir tidak hanya dari China yang musuh Amerika Serikat (AS) saja.
Mengutip Sydney Morning Herald, Kampanye Internasional untuk Menghapus Senjata Nuklir telah memperingatkan rencana Australia membangun 8 kapal selam nuklir itu akan mengisolasi Australia dari negara-negara tetangga mereka yang ingin Pasifik bebas dari nuklir.
Salah satunya adalah dari Selandia Baru.
Beberapa jam setelah pengumuman Australia turun, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Arden mengatakan kapal-kapal tersebut akan dilarang memasuki perairan Selandia Baru.
Jacinda Ardern sudah beberapa kali terkenal bukan hanya karena penolakannya terhadap senjata mematikan ini.
Jika Anda lupa siapa dia, Jacinda Ardern adalah perdana menteri yang dulu merangkul umat Islam di Selandia Baru setelah teror penembakan di Masjid Christchurch dan Masjid Al Noor, Selandia Baru, 15 Maret 2019.
Setelah serangan teroris tersebut, Selandia Baru di bawah arahan Ardern menyiarkan adzan di televisi nasional dan radio sebagai bentuk solidaritas untuk umat Islam.
Siaran adzan tersebut tepat seminggu sejak serangan yang membunuh 50 umat Muslim yang terbunuh ketika mereka sholat Jumat.
Ardern juga bergabung dengan ribuan orang yang berkumpul di Christchurch untuk sholat di luar Masjid Hagley setelah serangan tersebut.
Saat itu ia terlihat mengenakan jilbab dan mendorong para wanita mengenakannya juga sebagai bentuk solidaritas terhadap umat Islam.
Ardern juga berhasil menangani Covid-19 di Selandia Baru dengan menerapkan lockdown ketat dan berhasil meminimalisasi korban.
Kini, wanita tersebut mengirim pesan kuat bahwa mereka tidak akan menerima kapal selam nuklir Australia memasuki Selandia Baru.
Mengutip news.com.au, Ardern menegaskan sudah berbicara kepada perdana menteri Australia Scott Morrison dan mengatakan kepadanya bahwa kapal selam nuklir tidak akan diperbolehkan memasuki perairan Selandia Baru.
Selandia Baru sendiri sudah menjadi zona bebas nuklir sejak 1984.
"Saya mendiskusikan pengaturan dengan Perdana Menteri Morrison kemarin malam," ujarnya dalam konferensi pers 16/9/2021 lalu.
"Jelas sekali mereka tidak bisa masuk ke perairan wilayah kita," ujarnya.
"Tidak ada kapal yang secara sebagian atau seluruhnya digerakkan oleh energi nuklir boleh masuk ke perbatasan dalam negeri ini."
Ardern mengatakan Selandia Baru tidak didekati untuk menjadi bagian dari persekutuan AUKUS, "tapi saya juga tidak mengharapkan menjadi sekutu mereka."
"Perdana Menteri Morrison dan semua pihak sudah sangat paham posisi kami terkait kapal bertenaga nuklir dan senjata nuklir. Itu artinya mereka paham posisi kami dalam pembentukan kapal selam bertenaga nuklir dan penggunaannya di wilayah ini," ujarnya.
"Pusat pengaturan ini adalah kapal selam bertenaga nuklir dan akan sangat jelas bagi semua warga Selandia Baru dan Australia mengapa Selandia Baru tidak ingin masuk menjadi bagian proyek ini."
Namun, ada juga negara-negara yang menyambut kesepakatan AUKUS dengan senang.
Yaitu Taiwan dan Jepang.
Taiwan yang berupaya memerdekakan diri dari China, takut invasi dari China daratan setelah Xi Jinping berkomitmen menyatukan pulau itu dalam pidato 2019, mengatakan ia berhak menggunakan kekuatan militer bila perlu.
Sedangkan Jepang sudah diancam China terkait sengketa beberapa pulau dan pengawasan China yang makin lama makin mendekat ke Jepang.
Jepang juga berhati-hati dengan Korea Utara, yang kini memiliki rudal balistik kapal selam nuklir yang bisa mencapai hampir seluruh pulau Jepang.
Sekretaris Kepala Kabinet Jepang Katsunobu Kato seperti diduga mendukung perjanjian baru dan mengatakan kapal selam bertenaga nuklir itu akan diparkir di wilayah mereka oleh sekutu mereka.
"Penguatan keamanan dan pertahanan antara AS, Inggris dan Australia penting untuk perdamaian dan keamanan wilayah Indo-Pasifik," ujarnya dalam konferensi pers.