Ngamuk dan Kecewa Berat, Perancis Tiba-tiba Tarik Duta Besarnya dari AS dan Australia Walaupun Baru Pertama Kalinya, Siapa Sangka Persekutuan Baru Justru Timbulkan Musuh Baru

May N

Penulis

Presiden Prancis Emmanuel Macron ditampar orang tak dikenal.

Intisari-Online.com -Perancis kecewa berat dengan Australia yang membatalkan program kapal selam bersama mereka.

Alih-alih gaet Perancis, Australia malah mendepak Perancis setelah diajak AS kembangkan kapal selam nuklir.

Tujuan AS adalah untuk memiliki pangkalan kapal selam nuklir di Pasifik.

Sehingga, Australia juga hanya menjadi pion serangan kepada China.

Baca Juga: Tak Heran China Marah Besar, Dibalik Kesepakatan Amerika di Australia, Terkuak Ada Senjata yang Disebut-sebut Sebagai 'Penangkal China', Apa Itu?

Kesepakatan ini juga melibatkan Inggris.

Bak teman yang dibuang, Perancis bahkan sama sekali tidak diajak kesepakatan ini.

Hal inilah yang membuat mereka meradang.

Akhirnya, krisis diplomatik yang makin memburuk ini memuncak Jumat (17/9/2021) kemarin.

Baca Juga: Pantesan China Ngamuk Gara-gara Australia Dipastikan Memiliki Kapal Selam Nuklir, Indonesia yang Dekat Australia Ternyata Juga Dipastikan Akan Menerima Dampak Ini

Perancis kemudian menarik duta besar mereka dari kedua negara terkait kesepakatan tiga negara itu.

Rupanya, Perancis rugi besar jika kontrak kapal selam rancangan mereka gugur, yaitu USD 40 miliar atau setara Rp 570 Triliun.

Keputusan menarik dubes ini diambil Presiden Perancis Emmanuel Macron.

Menteri Luar Negeri Perancis Jean-Yves Le Drian mengatakan langkah Macron ini menunjukkan keseriusan masalah ini.

Baca Juga: Pantas Saja Indonesia dan Sekitarnya Panik, Inilah Dampak Kapal Selam Nuklir yang Dibicarakan Australia dengan AS dan Inggris Guna Gempur China Terhadap Asia dan Indo-Pasifik, Perang di Depan Mata?

Kamis kemarin Australia mengatakan membatalkan kesepakatan USD 40 miliar dengan Grup Angkatan Laut Perancis untuk membangun armada kapal selam konvensional.

Kapal selam mereka akan dibangun dengan AS dan Inggris bertenaga nuklir setelah tercapai kemitraan keamanan trilateral.

Perancis mengatakan keputusan ini bagaikan menusuk Perancis dari belakang.

Menanggapi hal ini, pejabat Gedung Putih mengatakan AS menyesali keputusan Perancis.

Baca Juga: 'Jangan Bertempur Atas Nama Kami', Taiwan Tolak Tegas Bantuan Inggris untuk Melawan China, Lebih Pilih Hal Ini Sebagai Gantinya

Ia mengatakan Washington sudah berhubungan dekat dengan Perancis mengenai hal ini, dan AS akan menyelesaikan perbedaan dengan Perancis beberapa hari mendatang.

Sedangkan juru bicara perdana menteri Australia menolak berkomentar.

Sumber diplomatik di Perancis mengatakan ini pertama kalinya Paris menarik dubesnya sendiri dengan cara ini.

Pernyataan kementerian luar negeri itu sendiri tidak menyebutkan Inggris, tapi sumber tersebut mengatakan Perancis sudah menganggap Inggris bergabung dengan kesepakatan itu.

Baca Juga: Ngeri! China Sudah Emosi Setengah Mati, Negara di Dekat Indonesia Ini Disebut-Sebut Sampai Terancam Jadi Target Serangan Nuklir China

Le Drian mengatakan kesepakatan ini tidak dapat diterima.

"Pengabaian proyek kapal selam ... dan pengumuman kemitraan baru dengan Amerika Serikat yang bertujuan meluncurkan studi baru untuk kemungkinan kerja sama propulsi nuklir di masa depan adalah perilaku yang tidak dapat diterima di antara sekutu," katanya dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat.

"Konsekuensinya menyentuh konsep yang kita miliki tentang aliansi, kemitraan kita, dan pentingnya Indo-Pasifik bagi Eropa."

Takut dengan kemungkinan lebih buruk yang bisa terjadi, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken Kamis kemarin mencoba menenangkan protes Perancis dan menyebut mereka mitra penting di Indo-Pasifik.

Baca Juga: 'Ditikam dari Belakang', Negara Ini 'Ngamuk' Australia Mendepaknya dari Perjanjian Kapal Selam yang Sudah Ditandatangani dan Malah Pilih Perjanjian dengan AS dan Inggris

Sedangkan Australia sendiri menolak kritik Perancis dengan mengatakan belum diperingatkan tentang kesepakatan baru dan ia telah meningkatkan kemungkinan dalam pembicaraan dengan presiden Perancis bahwa Australia mungkin membatalkan kesepakatan kapal selam 2016.

Morrison mengakui merusak hubungan Australia-Perancis, tapi bersikeras ia sudah memberi tahu Macron Juni lalu jika Australia mengubah pemikirannya.

“Saya membuatnya sangat jelas, kami makan malam panjang di Paris, tentang kekhawatiran kami yang sangat signifikan tentang kemampuan kapal selam konvensional untuk menghadapi lingkungan strategis baru yang kami hadapi,” katanya kepada 5aa Radio.

"Saya menjelaskan dengan sangat jelas bahwa ini adalah masalah yang perlu diambil Australia untuk kepentingan nasional kita."

Baca Juga: Pantesan China Murka, Ini Dia Senjata Rahasia Australia yang Bikin China Geger Sampai Berniat Ingin Hancurkan Negeri Kangguru

Artikel Terkait