Find Us On Social Media :

Kisah Evakuasi Para Pahlawan Revolusi G30S PKI dari Lubang Buaya, Sempat Mengalami Kendala

By Khaerunisa, Rabu, 15 September 2021 | 14:00 WIB

Pengangkatn jasad Brigjen Soetojo dari sumur di Lubang Buaya, 4 Oktober 1965

Baca Juga: Beruntung Sekali Bila Anda Sudah Divaksin Pfizer, Tak Hanya Ampuh Hadapi Varian Delta, Ternyata Orang dengan Usia Ini Justru Mendapat 95% Kemanjuran dari Vaksin Ini

Evakuasi dimulai pada hari Minggu 3 Oktober 1965, dan menghadapi kendala teknis, sehingga baru berhasil dilakukan pengangkatan seluruhnya keesokan harinya.

Penemuan korban peristiwa Gerakan 30 September tidak lepas dari peran Sukitman, anggota kepolisian, yang pada 1 Oktober 1965 sempat dibawa paksa ke Lubang Buaya oleh kelompok G 30 S, tetapi berhasil meloloskan diri.

Lokasi jenazah di kawasan hutan karet Lubang Buaya sendiri ditemukan oleh satuan Resimen Para Anggota Komando Angkatan Darat (RPKAD).

Jenazah para korban ditemukan di sumur tua dengan kedalaman kurang lebih 12 meter.

Baca Juga: Temukan Benda-Benda Aneh di Dalam Perut Ikan Pria Ini Geram Dikira Sudah Ditipu Penjualnya, Namun Syok Setelah Tahu Benda-Benda Aneh Tersebut Berharga Milyaran

Lubang tersebut ditimbuni dedaunan, sampah kain, dan batang-batang pisang.

Kendala teknis saat pengangkatan jenazah yang sempat terjadi kemudian dapat ditangani dengan menggunakan tabung zat asam oleh evakuator.

Akhirnya pada 4 Oktober 1965 sekitar pukul 19.00 jenazah-jenazah tersebut ditempatkan di Aula Departemen Angkatan Darat di Jalan Merdeka Utara.

Berdasarkan cerita yang terhimpun, jenazah yang ada di tumpukan paling atas adalah Lettu Pierre A. Tendean. Jenderal A. Yani ada di tindihan keempat, D.I. Panjaitan di posisi paling bawah, dan M.T. Haryono di atasnya.