Find Us On Social Media :

Kisah Evakuasi Para Pahlawan Revolusi G30S PKI dari Lubang Buaya, Sempat Mengalami Kendala

By Khaerunisa, Rabu, 15 September 2021 | 14:00 WIB

Pengangkatn jasad Brigjen Soetojo dari sumur di Lubang Buaya, 4 Oktober 1965

Baca Juga: PPKM Diperpanjang Lagi, Simak 5 Tips Ganti Suasana Rumah ala Tokopedia

Ketika ditemukan, kondisi jenazah mereka sudah dalam kondisi yang tidak baik, menggambarkan ada tindak penganiayaan dan penyiksaan sebelum akhirnya mereka terbunuh.

Ada jasad yang rusak wajahnya, hilang sebagian organ luar tubuhnya, dan lain-lain.

Ketujuh korban yang ditemukan di Lubang Buaya dan juga 3 korban lainnya kemudian dianugerahi gelar sebagai pahlawan revolusi.

Mereka kemudian dimakamkan di Taman Makan Pahlawan Kalibata.

Baca Juga: Beruntung Bagi Anda yang Suka Makan Sawi Putih, Tak Hanya Rendah Kalori, Sayur Ini Bisa Mengatasi Berbagai Penyakit Ini

Pemberangkatan jenazah-jenazah tersebut didahului oleh kurang lebih 30 truk yang berisi satuan-satuan RPKAD.

Pemakaman juga dihadiri oleh puluhan ribu warga Kota Jakarta, baik dari kalangan sipil maupun militer.

Mereka hadir untuk memberikan penghormatan yang terakhir bagi para pahlawan revolusi tersebut.

Dalam prosesi upacara pemakaman para Pahlawan Revolusi G30S PKI itu pun hadir Jenderal A.H. Nasution, satu sasaran G30SPKI yang berhasil selamat akibat pengorbanan yang dilakukan oleh ajudannya, Pierre Tendean.

Baca Juga: Pernah Rasakan Daun Telinga Kanan Panas? Inilah Maknanya Menurut Primbon Jawa, Ada yang Berarti Datangnya Kesuksesan dan Keberuntungan

(*)