Penulis
Intisari-Online.com - TNI mengamankan 5 pucuk senjata ketika menangkap 2 anggota KKB Papua pada Selasa (7/9/2021) di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, di Distrik Oksibil.
Penangkapan bermula dari laporan masyarakat yang curiga terhadap kehadiran mereka di sungai dengan perahu kecil.
Menurut Danrem 172/PWY, Brigjen Isak Pangemana, dua orang tersebut menggunakan perahu jenis Johnson dari arah PNG menuju ke Mongham yang merupakan basis KKB.
Namun, perahu yang digunakan kedua orang tersebut rusak ketika berada di Kampung Muara.
Menerima laporan tersebut, empat anggota Koramil bersama beberapa pemuda dan anggota Linmas, bergerak menuju lokasi dengan menggunakan perahu.
Mereka pun ditangkap dan terungkap identitas keduanya, yaitu bernama Yulian Uropmabin (36) dan Kapol Uropmabin (42).
Kedua orang yang diduga anggota KKB itu pun ditahan di Koramil 1715-05/Batom.
Dari 5 pucuk senjata yang diamankan, di antaranya dua pucuk senjata api jenis M-16, salah satunya dilengkapi dengan pelontar granat, dan satu pucuk senapan laras panjang rakitan.
M-16 merupakan senjata api yang banyak digunakan di berbagai negara.
Mengutip force.net (21/10/2019), M-16 masih digunakan di 15 negara NATO dan lebih dari 80 negara di seluruh dunia.
Senapan M-16 merupakan senapan serbu yang dikembangkan sebagai AR-15 oleh insinyur Amerika Eugene Stoner dari ArmaLite Inc. pada akhir 1950-an.
Senapan ini mendapat nilai tinggi karena bobotnya yang ringan, akurasinya, dan volume tembakan yang bisa diberikannya.
Senjata ini adalah senapan yang terus-menerus melayani militer Amerika dalam sejarahnya.
Sementara itu, diperkirakan lebih dari 8 juta varian M-16 dan M-16 telah terjual.
Hadirnya M-16 bermula ketika Perang Dunia II berakhir, Amerika Serikat ingin mengganti senapan semi-otomatis dan otomatis yang sudah tua seperti M-1 Garand dan senapan mesin ringan M3, yang telah membantu Sekutu memenangkan perang.
Senjata-senjata tersebut memang dapat diandalkan, kuat dan akurat tetapi berat dan tidak mampu menghadapi kelompok musuh yang lebih besar.
Prajurit infanteri Amerika yang bertempur di Korea sering menghadapi pejuang musuh dalam situasi jarak dekat.
Kondisi itu tidak cocok dengan senapan yang dirancang untuk penggunaan jarak jauh, seperti M-1 Garand Rifle.
Sifat global dari konflik Amerika juga berarti militer menginginkan senapan yang bisa serbaguna dan bekerja di berbagai lingkungan.
Keinginan itu mengarah pada M-14, yang dikenal sebagai 'bapak' M-16.
M-14 pada dasarnya adalah senapan M-1 yang baru dan lebih baik.
Senapan tersebut lebih ringan, memiliki pasokan amunisi on-board yang meningkat dan akurasi yang jauh lebih besar saat menembak dalam mode semi-otomatis.
Terlepas dari peningkatan tersebut, pembuatannya lebih mahal dan kurang dapat diandalkan.
Namun, yang paling memberatkan adalah bahwa fitur barunya yang paling signifikan juga adalah tumit Achilles-nya. Senjata itu hampir tak terkendali ketika ditembakkan dalam mode otomatis.
Sementara itu, senapan serbu AR-10 dan AR-15 yang lebih baru, keduanya sangat ringan dengan berat hanya 5 pon.
Lebih lagi, senjata itu bisa menembakkan magazen 25 peluru dan yang paling penting, bisa menahannya sendiri ketika ditembakkan secara otomatis.
Produksi M-14 dihentikan pada awal 1963 dan digantikan oleh AR-15, yang tidak lama kemudian dikembangkan lebih lanjut dan berganti nama menjadi M-16.
Senapan Stoner akhirnya secara resmi diadopsi oleh Angkatan Darat.
Namun, ada cerita tentang M-16 di Perang Vietnam, bahwa ia akan dibuang oleh tentara AS.
Pasukan yang berperang di Vietnam melaporkan bahwa senapan itu terkenal tidak dapat diandalkan dan sering macet.
Desas-desus menyebar bahwa orang Amerika akan membuang senapan M-16 mereka dan menggunakan AK-47 yang dipulihkan selama perang.
AK-47 Rusia memiliki lebih sedikit bagian yang bergerak, disebut mampu mengatasi jauh lebih baik di lingkungan ekstrem meskipun jauh lebih tua.
Kisah-kisah tersebut telah lama ada sejak perang berakhir, meskipun hanya ada sedikit bukti yang menunjukkan bahwa cerita itu benar.
M-16 disebut sering menderita karena 'kegagalan untuk mengekstrak', di mana selubung peluru yang baru saja ditembakkan tidak berhasil dikeluarkan dari bilik.
Perusahaan Colt mengembangkan senapan karabin M-4 sebagai versi yang lebih pendek dan lebih ringan dari varian M-16, M-16A2.
Namun, M-16 memiliki masa simpan yang luar biasa dan masih muncul di banyak konflik di seluruh dunia.
(*)