Find Us On Social Media :

Belum Umumkan Pemerintahan Baru Meski Sudah 3 Minggu Berkuasa, Taliban Paksa Mantan Anggota Pasukan Keamanan Afghanistan untuk Bergabung dengan Mereka

By Tatik Ariyani, Selasa, 7 September 2021 | 07:32 WIB

(ilustrasi) Pejuang Taliban berjaga di gerbang masuk di luar Kementerian Dalam Negeri di Kabul

Intisari-Online.com - Tiga minggu setelah Taliban kuasai Afghanistan, belum ada pemerintahan baru yang diumumkan sejauh ini.

Terkait hal itu Mujahid menambahkan, sistem sementara akan diumumkan lebih dulu untuk memungkinkan perubahan.

"Keputusan akhir telah diambil, kami sekarang sedang mengerjakan masalah teknis," katanya.

"Kami akan mengumumkan pemerintahan baru segera setelah masalah teknis diselesaikan."

Baca Juga: Aktivitasnya Tertutup Kabar Taliban, Siapa Sangka Iran Diam-diam Punya Perlengkapan Mematikan, Hanya Butuh Beberapa Minggu Bisa Ciptakan Senjata yang Bikin Amerika Ketar-ketir

Masalah utama bagi Taliban adalah pembukaan kembali bandara di Kabul, yang merupakan lokasi rencana evakuasi besar-besaran pimpinan AS dan telah berakhir pekan lalu.

Qatar bekerja dengan Taliban untuk membuat bandara kembali beroperasi, dan Mujahid mengatakan upaya serius sedang dilakukan untuk memulihkan operasional bandara.

"Tim teknis dari Qatar, Turki, dan UEA bekerja keras untuk memperbaiki peralatan," katanya, seraya menambahkan penerbangan internasional akan segera dilanjutkan.

Baca Juga: Bukan Taliban Sasarannya, Amerika Dirumorkan Akan Kembali Kepung Afghanistan dengan Kapal Induk Plus Pasukan Militer Besar-Besaran, Ini yang Diincarnya

Mujahid mengatakan kepada wartawan dalam konferensi pers bahwa "Afghanistan memiliki hak untuk diakui".

"Masyarakat internasional harus membuka kedutaan mereka di Kabul," katanya.

Selain itu, Taliban pada Senin (6/9/2021), juga memaksa para mantan anggota pasukan keamanan Afghanistan untuk bergabung dengan mereka.

Dikutip dari AFP, juru bicara Zabihullah Mujahid pada konferensi pers di ibu kota Kabul mengatakan, "Pasukan Afghanistan yang dilatih dalam 20 tahun terakhir akan diminta untuk bergabung kembali dengan departemen keamanan bersama anggota Taliban."

Mujahid menambahkan, setiap pemberontakan terhadap kekuasaan mereka akan ditindak keras.

Sebelumnya mereka mengatakan telah merebut Lembah Panjshir, kantong perlawanan terakhir.

Baca Juga: Miris Perusahaan Inggris Ini Ramalkan Asia Tenggara Akan Alami Badai Ekonimi Hebat Selama 50 Tahun, Rp398.305 Ludes Hingga 2070, Apa Penyebabnya?

Mujahid mengatakan, "Emirat Islam sangat sensitif tentang pemberontakan. Siapa pun yang mencoba memulai pemberontakan akan ditindak dengan keras. Kami tidak akan membiarkannya."

"Siapa pun yang mengangkat senjata dan memulai perlawanan lain, tanpa keraguan, akan menjadi musuh kami."

"Perang sudah berakhir, negara ini keluar dari krisis. Sekarang saatnya untuk perdamaian dan rekonstruksi. Kami membutuhkan orang-orang untuk mendukung kami."