Find Us On Social Media :

Berambisi Mendapatkan Pengakuan Internasional, PM Jepang Ini Harus Membayar Mahal Pelaksanaan Olimpiade 2020 dengan 'Jatuh Pada Pedangnya Sendiri'

By May N, Minggu, 5 September 2021 | 06:00 WIB

Japan’s Chief Cabinet Secretary Yoshihide Suga unveils the name of new era “Reiwa” at the prime minister’s office in Tokyo, Monday, April 1, 2019. Japan says next emperor Naruhito’s era name is Reiwa, effective May 1 when he takes the throne from his father.(AP Photo/Eugene Hoshiko)

Jepang, yang masih ada dalam status darurat, kini kesulitan dengan gelombang kasus Covid-19 terburuk mereka.

Negara itu sudah mencatat lebih dari 1.5 juta kasus, dengan vaksinasi juga lambat.

Keputusan tetap mengadakan Olimpiade walaupun Covid-19 terus memburuk juga terbukti sangat tidak populer di masyarakat.

"Hari ini di pertemuan eksekutif, Pak Menteri Suga mengatakan ia ingin fokus dalam upayanya menangani Covid-19 dan tidak akan ikut dalam pemilihan pemimpin partai," ujar sekretaris jenderal Partai Liberal Demokrasi (LDP), Toshior Nikai, dikutip dari AFP.

Baca Juga: Tanpa Tedeng Aling-aling, China Tiba-tiba Kirim 3 Kapal Perang ke Laut Jepang, Rupanya Dipicu Oleh Upacara Penghormatan Perang Dunia II Ini

"Sejujurnya, saya terkejut. Sangat disayangkan. Ia memang bukan yang terbaik tapi setelah pertimbangan yang berhati-hati, ia membuat keputusannya," ujar sekretaris jenderal tersebut.

Saham Jepang meningkat drastis atas berita tersebut, dengan indeks saham Topix ditutup pada 1,6% setelah mencapai tingkat tertinggi dalam 30 tahun.

Pasar finansial Tokyo telah membuat keuntungan minggu ini dengan harapan pemerintah lebih kuat dalam pertarungan pemimpin partai dan pemilihan umum tahun ini.

Pemimpin LDP nantinya akan menjadi pemimpin Jepang karena LDP memegang mayoritas parlemen.

Baca Juga: Partainya Diasingkan Setelah Kasus Korupsi Mantan Perdana Menteri yang Ini, PM Baru Malaysia Kini Bawa Lagi Partai Itu Berkuasa Seakan Dosa Bisa Dihapus Begitu Saja