Dalam tanggapannya di Twitter, Hu meminta "Negeri Uncle Sam" dan Taipei memberikan penjelasan atas klaim Cornyn.
"Jika benar terdapat 30.000 tentara, kurang atau lebih, maka China bakal melancarkan perang untuk mengusir mereka," katanya.
Dalam dua tahun terakhir, Taipei mengeluhkan "Negeri Panda" yang kerap menggelar latihan militer, bagian dari tekanan agar sistem "satu China" diakui.
Pekan ini, Global Times kembali menampilkan ulasan bahwa Taiwan seharusnya gemetar karena AS takkan melindungi mereka, merujuk apa yang terjadi di Afghanistan, di mana Washington memulangkan pasukan mereka dari sana yang berdampak pada berkuasanya Taliban.
Hubungan China dan Taiwan sendiri memanas sejak naiknya Presiden Tsai Ing-wen pada 2016, yang tidak mengakui konsep "satu China".
Berdasarkan konsep tersebut, Taiwan dilihat sebagai provinsi yang membangkang dan harus disatukan lagi, kalau perlu dengan paksa.
Meski tidak mengakui kedaulatan Taiwan, AS mempertahankan hubungan dengan rutin menyetujui penjualan senjata.
Hal itu pun dikecam China dan membuat hubungan China-AS sendiri terus memanas.
(*)