Intisari-Online.com - Sesaat setelah tahu ibu kota Kabul dikepung dan tak lamaAfghanistan jatuh ke tangan Taliban, warga langsung berusaha melarikan diri.
Tujuan mereka adalah ke bandara Kabul dan berharap mereka bisa dievakuasi.
Ada banyak alasan mengapa mereka kabur sesaat setelahAfghanistan jatuh ke tangan Taliban.
Salah satunya karena mereka takut dibunuh oleh pejuang Taliban.
Dilansir dariexpress.co.uk pada Senin (23/8/2021), meskipun menawarkan amnesti kepada mereka yang melayani pemerintah Afghanistan, ada laporan luas tentang pembalasandendam pejuang Taliban.
Dan itu benar terjadi.
Kali ini korbannya adalahJenderal Haji Mullah Achakzai, seorang kepala polisi Afghanistan.
Jenderal Achakzai sebelumnya pernah menjadi komandan Provinsi Badghis, dekat perbatasan dengan Turkmenistan.
Sebuah video, yang diposting ulang oleh reporter BBC Persia Nasrin Nawa, menunjukkan matanya ditutup dan diborgol di lantai.
Dua anggota Taliban berdiskusi singkat, tak lama Jenderal Achakzai ditembak mati.
Kengerian itu tentu membuat banyak warga yang semakin ketakutan dan mencoba kabur dariAfghanistan.
Belum lagi ada informasi bahwa Taliban datang dari pintu ke pintu warga.
Kali ini mereka memburu orang-orang yang beragama Kristen.
Ini terjadi karenasetidaknya satu kasus seorang penganut Kristen asal Afghanistan yang dibunuh oleh pejuang militan karena memiliki sebuah Alkitab.
Taliban telah berusaha untuk menggambarkan diri mereka sebagai rezim yang moderat dan masuk akal, dibandingkan dengan pemerintahan masa lalu mereka di Afghanistan.
Namun, ada kekhawatiran yang berkembang bahwa ribuan orang Kristen Afghanistan akan menghadapi penganiayaan brutal di tangan Taliban.
Andrew Boyd, juru bicara Inggris untuk Release International, mengatakan kepada GB News bahwa penganut agama minoritas di Afghanistan bisa dalam bahaya.
Release International sendiri adalah pengawas internasional terkemuka yang memantau dan melaporkan penganiayaan terhadap orang Kristen di seluruh dunia.
"Orang-orang Kristen hidup dalam persembunyian sebelum Taliban berkuasa," kata Boyd.
"Ini karena menjadi seorang Kristen di Afghanistan adalah tindakan murtad yang dapat dihukum mati, dipenjara atau dideportasi."
"Sejak Taliban berkuasa, itu menjadi semakin membara. Orang-orang Kristen takut akan nyawa mereka."
"Taliban telah memeriksa ponsel mereka untuk memeriksa apakah ada kitab suci yang diunduh ke ponsel mereka."
"Kami memiliki laporan bahwa setidaknya satuwarga telah tewas akibat hal ini."
Ada minoritas Kristen kecil di Afghanistan yang mempraktekkan imannya secara rahasia, menurut laporan April dari Pusat Informasi Negara Asal Norwegia.
Jumlah orang Kristen di negara itu diperkirakan di bawah 20.000.