Saat warga asing dan warga Afghanistan kesulitan untuk melarikan diri dari negara mereka, Beijing masuk untuk memperjelas narasi bahwa kekacauan di Afghanistan adalah bukti "menurunnya hegemoni AS".
"Kejatuhan Kabul menandai runtuhnya citra dan kredibiltas AS," tulis komentar Xinhua Senin lalu.
"Telah terbukti lagi jika AS adalah eksportir kekacauan di dunia dan kebijakan hegemoninya 'hanya aku, daripada dunia' telah menyebabkan terlalu banyak tragedi kemanusiaan."
Lu Xiang, pakar hubungan AS dengan Akademi Ilmu Sosial China, mengatakan situasi kini di Afghanistan dapat menjadi "pelajaran" bagi negara Asia Tenggara yang masih yakin dengan AS.
"Negara-negara ini telah mengalami perang Vietnam dan mereka seharusnya memiliki pemahaman mendalam mengenai betapa tidak bisa dipercayanya AS," ujar Lu.
"Afghanistan kini telah menawarkan mereka pelajaran baru."
Dalam pidatonya Juli lalu, Biden mengatakan AS perlu menarik pasukan dari Afghanistan sehingga dapat "fokus memperkuat kekuatan inti AS untuk melawan kompetisi strategis dengan China dan negara lain yang benar-benar menentukan… masa depan".
Beijing seharusnya berhati-hati, "karena tetap dilihat apakah penarikan pasukan AS bisa menguntungkan China dalam jangka panjang," ujar Shi.