Find Us On Social Media :

Seberapa Kuatkah Taliban? Tak Banyak yang Tahu Ternyata Mereka Punya Pasukan Khusus Mematikan, Inilah Unit Darah, Berhasil Sukseskan Operasi Taliban di Afghanistan

By Maymunah Nasution, Minggu, 15 Agustus 2021 | 20:20 WIB

Pasukan khusus Taliban Red Group atau Red Unit yang jadi kekuatan utama Taliban

Intisari-online.com - Pos terluar pemerintah Afghanistan di Imam Sahib, distrik utara provinsi Kunduz, telah kosong selama 2 bulan setelah dikepung oleh Taliban.

Awalnya unit komando elit akan datang seminggu sekali untuk melaksanakan tugas harian dan mengisi pasokan kebutuhan harian warga.

Kemudian, kedatangan seminggu sekali itu semakin jarang.

"Di hari-hari terakhir, tidak ada makanan, tidak ada minuman dan senjata," ujar prajurit Taj Mohammad, 38.

Baca Juga: Uni Soviet Ketar-ketir, Amerika Serikat Kelabakan, Inilah yang Bikin Afghanistan Sangat Sulit Ditaklukkan, Sampai Dijuluki 'Kuburan Kerajaan'

Melarikan diri dalam kendaraan angkut lapis baja dan Ford Ranger, pasukan yang tersisa akhirnya lari menuju ibukota provinsi yang relatif aman, tapi kemudian juga lumpuh beberapa minggu kemudian.

Akhirnya 11 kendaraan lapis baja ditinggal untuk Taliban.

Saat berbagai distrik jatuh ke pasukan Taliban tanpa adanya dukungan jelas dari tentara nasional Afghanistan dan polisi, tentara lain mulai realistis dan menghitung tidak sepadan untuk melawan, terutama jika Taliban menawarkan rumah yang aman.

Lantas, mengapa Taliban bisa begitu kuat?

Baca Juga: Pantesan Kewalahan, Cuma Lawan Taliban tapi Sempoyongan, Ternyata Selain Begitu Lemahnya Militer Afghanistan, Hal Inilah yang Membuatnya Dipecundangi Taliban

Siapakah sebenarnya mereka?

Mengutip Wikipedia, Taliban yang artinya murid adalah sebuah pergerakan Islami Deobandi dan organisasi militer yang menyerukan perang terutama perang jihad di Afghanistan.

Sejak kependudukan Uni Soviet di Afghanistan tahun 1979, pejuang mujahidin Afghanistan berperang dengan pasukan Soviet.

Presiden Pakistan saat itu Muhammad Zia-ul-Haq, takut jika Soviet berencana menyerang Balochistan, Pakistan.

Baca Juga: Sok Tega Tinggalkan Afghanistan dalam Kondisi Sekarat, Amerika Malah Kebakaran Jenggot Sampai Kirim Kembali 3.000 Tentaranya Untuk Melawan Taliban Karena Alasan Ini

Ia kemudian mengirimkan Akhtar Abdur Rahman ke Arab Saudi untuk mengumpulkan dukungan bagi perlawanan Afghanistan terhadap pasukan Uni Soviet.

Sebentar kemudian, CIA AS dan badan mata-mata Arab Saudi, General Intelligence Directorate (GID) membiayai para pasukan mujahidin Afghanistan ini lewat badan mata-mata Pakistan, Inter-Service Intelligence Agency (ISI).

Pasukan yang dibayari oleh AS itulah yang menjadi awal mula berdirinya Taliban.

Baca Juga: Jika Taliban Berkuasa China Justru Bisa Diuntungkan dengan Hal Ini, Sementara Afghanistan Akan Hidup dalam Bayang-bayang Ketakutan

AS dan sekutunya tidak serta merta membiarkan kesalahan mereka itu tumbuh dengan liar.

Mereka juga telah menghabiskan 20 tahun untuk melatih pasukan Afghanistan dengan cara turun ke negara tersebut agar tak lagi salah sasaran.

Namun ternyata upaya mereka kalah dengan pasukan yang lahir dari pemberontakan.

Kini kekuatan Taliban sangatlah mengerikan sampai-sampai ternyata mereka memiliki pasukan khusus.

Baca Juga: Pantas Warga Kota di Afghanistan Ini Sampai Merasa Dijual, Faktanya Trump Memang Memberi Taliban 'Jalan Tol' untuk Kembali Berkuasa Lewat Kesepakatan Konyol

Namanya adalah Red Group atau Unit Merah, Unit Darah, Kelompok Berbahaya atau Unit Pasukan Khusus Taliban.

Operasi pertama mereka adalah di Sangin pada awal tahun 2016.

Musim panas tahun itu juru bicara Taliban melaporkan kepada media jika Red Group memproduksi hasil "baik" secara konsisten dalam aksi melawan Pasukan Nasional Afghanistan.

Diskusi mulai bergulir mengenai penggunaan pasukan untuk operasi lebih banyak lagi.

Baca Juga: Al Qaeda Diprediksi Kembali Bangkit, Diam-diam Susun Kekuatan Mengerikan untuk Serang Target yang Pernah Hancurkan Kekuatannya Ini

Penilaian potensi unit ini bergaung dari pejabat provinsi di Helmand yang menggambarkan operasi pasukan ini "sangat berbahaya dan sangat berhasil".

Red Group inilah yang kemudian beroperasi di seluruh Afghanistan dan digunakan untuk misi berbahaya sejak saat itu.

Tahun 2016, pasukan Red Group ada kurang lebih 300 pasukan.

Dilaporkan mereka menggunakan taktik komando dan dilengkapi peralatan canggih termasuk peralatan penglihatan malam, senapan mesin berat dan karabin M4.

Baca Juga: Al-Qaeda Diprediksi 'Menggeliat' Bangkit dan Bisa Meruntuhkan Pemerintahan Afghanistan dalam 90 Hari, Menteri Pertahanan Ini Sebut 'Ulah' Donald Trump

Mereka juga terkenal begitu mahir dalam pertempuran malam hari dan sudah lebih terlatih dan lebih bersenjata daripada Tentara Nasional Afghanistan.

Analis berpendapat Red Group tidak melakukan misi operasi khusus pada umumnya tapi digunakan sebagai pasukan kejut atau pasukan pengarahan cepat.

Mereka bergerak dengan sepeda motor, menyerang pos-pos terpencil, menghancurkan pertahanan lokal dan langsung mundur sebelum lawan dapat merespon.

Menariknya lagi, anggota Red Group direkrut dari kamp-kamp pengungsi di Pakistan, kemudian mendapat doktrin di madrasah dan dilatih di kamp-kamp sepanjang perbatasan Afghanistan-Pakistan.

Baca Juga: Ditinggal Pasukan Amerika, Mendadak Militer Inggris Malah Kirim Ratusan Tentara Bersenjata Lengkap ke Afghanistan, Mau Perang dengan Taliban?

Tidak seperti Taliban yang setia dengan klan atau desa mereka, Red Group setia dengan gerakan itu sendiri.

Salah satu kamp pelatihan unit ini adalah Korps Militer Tariq bin Ziad yang terletak di pegunungan Provinsi Paktika.