Intisari-Online.com -Sejak pasukan asing yang dipimpin AS mulai meninggalkan Afghanistan, kelompok pemberontak Taliban langsung melancarkan serangan kilat dan menduduki sejumlah wilayah.
Bahkan disebutkan bahwa Taliban dapat merebut ibu kota Afghanistan, Kabul, dalam waktu 90 hari, lebih cepat dari perkiraan semula.
Laporan tersebut diwartakan oleh Reuters dan The Washington Post mengutip asesmen dari dinas intelijen Amerika Serikat (AS).
Hanya dalam tempo kurang dari sepekan, Taliban berhasil menduduki sembilan ibu kota provinsi di Afghanistan sebagaimana dilansir Al Jazeera, Rabu (11/8/2021).
Seorang pejabat intelijen AS yang mengetahui asesmen tersebut menuturkan, Taliban dapat mengepung Kabul dalam 30 hari ke depan.
Prediksi terbaru bahwa Kabul bisa jatuh ke tangan Taliban dalam tempo yang begitu cepat lebih buruk dari yang ditakutkan sebelumnya.
Pasalnya, hasil asesmen intelijen AS sebelumnya pada Juni memperingatkan bahwa Kabul dapat diduduki Taliban dalam tempo enam bulan.
Melihat bagaimana Taliban menduduki beberapa wilayah Afghanistan dalam waktu yang relatif cepat, bagaimana perbandingan kekuatan Taliban bila dibandingakn dengan pasukan pertahanan Afghanistan?
Dilansir Kompas TV dari the Straits Times, Rabu, (04/08/2021), berikut ini adalah perbandingan kedua kekuatan:
1. Personil
Inspektur Jenderal Khusus Amerika Serikat untuk Rekonstruksi Afghanistan (Sigar) dalam laporan minggu lalu mengatakan, kekuatan total pasukan keamanan nasional Afghanistan (termasuk tentara, pasukan khusus, angkatan udara, polisi dan intelijen) adalah lebih dari 307.000 personil pada akhir April 2021.
Dari jumlah total tersebut, pasukan tempur yang tersedia setiap waktu berjumlah sekitar 180.000, menurut perkiraan Dr Jonathan Schroden dari think-tank militer CNA.
Di sisi lain, kekuatan kelompok Taliban, tidak diketahui secara akurat, namun pemantau Dewan Keamanan PBB tahun lalu memperkirakan kelompok itu memiliki antara 55.000 hingga 85.000 personil.
2. Pendanaan
Militer Afghanistan membutuhkan 5 miliar hingga 6 miliar dollar AS per tahun, menurut US Congressional Research Service.
AS biasanya menyediakan sekitar 75 persen dari jumlah itu, dan telah menjanjikan dukungan berkelanjutan.
Keuangan Taliban tidak jelas. Pendapatan mereka diperkirakan antara 300 juta hingga 1,5 miliar dollar AS per tahun, menurut pemantau PBB.
Mereka menghasilkan dana dari industri narkotika negara itu, melalui pemerasan terhadap kalangan dunia usaha, melalui kegiatan kriminal lainnya dan dengan mengenakan pajak di daerah-daerah di bawah kendali mereka, kata para pemantau.
Pakistan, Iran dan Rusia dituduh oleh Washington dan Kabul memasok Taliban dengan sumber daya dan dukungan penasihat militer, tetapi ketiganya menyangkal tuduhan tersebut.
3. Senjata dan peralatan
AS menghabiskan puluhan miliar dolar untuk mengumpulkan dan melengkapi militer Afghanistan setelah menggulingkan rezim Taliban tahun 2001.
Pasukan Afghanistan memiliki keunggulan teknologi dibandingkan Taliban, menggunakan berbagai macam senjata buatan Barat, termasuk senapan serbu modern, kacamata penglihatan malam, kendaraan lapis baja, artileri, dan drone pengintai kecil.
Mereka juga memiliki sesuatu yang tidak dapat ditandingi Taliban: angkatan udara.
Militer Afghanistan memiliki armada yang tersedia sebanyak 167 pesawat, termasuk helikopter serang, menurut laporan Sigar.
Baca Juga: Ingat, Begini Proses Sidang Tidak Resmi yang Dilaksanakan BPUPKI
Di sisi lain, Taliban utamanya menggunakan senjata ringan yang membanjiri Afghanistan selama beberapa dekade konflik, seperti senapan serbu AK-47 yang dirancang jaman Uni Soviet, didapat dari pasar gelap regional, kata para analis.
Kelompok Taliban juga menggunakan granat berpeluncur roket, mortir, dan roket kecil lainnya, sementara juga mencoba menggunakan beberapa senjata anti-pesawat dan anti-tank dengan berbagai keberhasilan, tulis pakar Taliban Antonio Giustozzi dalam sebuah tulisan tahun 2019.
Pembom bunuh diri dan alat peledak improvisasi telah menjadi salah satu senjata paling mematikan yang digunakan Taliban untuk melawan pasukan Afghanistan dan asing.
Taliban juga telah menjarah dan menggunakan senjata dan peralatan buatan Barat yang dipasok ke militer Afghanistan, termasuk perangkat penglihatan malam, senapan serbu, dan kendaraan.
4. Kekompakan dan moral
Pasukan Afghanistan telah diuji kepercayaannya selama bertahun-tahun, menderita banyak korban, korupsi, desersi dan sekarang kepergian pasukan asing dan berakhirnya dukungan udara AS.
Perencanaan dan kepemimpinan yang buruk juga menjadi penyebab rendahnya semangat kerja.
Taliban, di sisi lain, telah menunjukkan kohesi yang lebih besar meskipun ada laporan keretakan internal dalam beberapa tahun terakhir, kata para analis, menunjuk semangat keagamaan serta janji keuntungan materi sebagai faktor yang berkontribusi.