Intisari-Online.com -Setelah memutuskan untuk menarik pasukannya dari Afghanistan, Amerika Serikat (AS) semakin menjaga jarak dari negara itu meski Taliban terus mengobarkan ancaman.
Kelompok pemberontak sudah menguasai sembilan ibu kota provinsi dan ratusan distrik hanya dalam waktu lima hari.
Masifnya serangan pemberontak terjadi setelah AS dan sekutunya mengumumkan penarikan pasukan, mengakhiri konflik yang terjadi selama 20 tahun terakhir.
Puncaknya adalah AS meninggalkan Pangkalan Bagram.
Pangkalan Bagram merupakan markas terpenting selama operasi mereka selama dua dekade terakhir.
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menyatakan, mundurnya pasukan Barat menjadi penyebab Taliban merajalela.
Akhir pekan lalu, Washington sempat mengirim pesawat pengebom B-52 Stratofortress dan membombardir posisi pemberontak di Sheberghan.
Namun, juru bicara Pentagon John Kirby tidak menjawab apakah AS akan tetap memberi bantuan udara setelah 31 Agustus, yang merupakan tenggat waktu seluruh balatentara AS dipulangkan dari Afghanistan.
Dilansir CGTN, Selasa (10/8/2021), Kirby menerangkan AS begitu khawatir dengan situasi di Afghanistan.
Namundalam konferensi pers di Gedung Putih, Kirby mengembalikan kepada kesungguhan pasukan pemerintah Afghanistan untuk mempertahankan negaranya.
Kirby mengatakan, "Ini militer mereka, ibu kota provinsi mereka, rakyat mereka. Tinggal bagaimana pimpinan mereka mengatasi situasi ini."
"Tidak banyak." Begitulah jawaban Kirby saat ditanya apa yang bisa AS lakukan dengan posisi militer Afghanistan yang semakin terjepit.
Berbeda dari AS yang makin menjauh, Turki berniat membantu meredam konflik Afghanistan.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bersedia bertemu dengan pemimpin Taliban sebagai upaya membantu mengamankan perdamaian di Afghanistan.
Saat diwawancarai CNN Turk pada Rabu (11/8/2021), Erdogan mengatakan, “Perkembangan terakhir dan situasi publik Afghanistan benar-benar meresahkan.”
"Bahkan mungkin saya bisa berada dalam posisi untuk menerima orang yang akan menjadi pemimpin mereka," sambung Erdogan.
Seperti dilansir TRT World, Erdogan menuturkan bahwa hal itu rela dia lakukan demi perdamaian di Afghanistan.
"Mengapa? Karena jika kita tidak mendapatkan kendali atas hal-hal seperti ini pada tingkat yang tinggi, tidak mungkin untuk mengamankan perdamaian kali ini di Afghanistan," tambah Erdogan
Bulan lalu Erdogan menuturkan bahwa Turki akan mengadakan diskusi dengan Taliban sebagai bagian dari proses perdamaian.