Bahkan, dirinya sampai mendapatkan tempat khusus di unit Kopassus, yaitu sebagai informan.
Sayangnya, Eurico justru diketahui berperan sebagai agen ganda bagi gerakan pro kemerdekaan yang membautnya dipecat pada 1990.
Namun, insting seorang Prabowo Subianto yang saat itu sangat anti-pemberontakan, justru mengarah pada Eurico.
Menilai anak muda tersebut memiliki kemampuan khusus yang berguna untuk Indonesia, Prabowo kemudian merekrut Eurico menjadi bagian Gardapaksi.
Di lembaga yang memberikan pinjaman dengan bunga rendah untuk memulai usaha kecil inilah Eurico bertugas menjadi informan bagi Indonesia.
Hanya saja, di lembaga ini pulalah catatan hitam kehidupan Eurico dalam lingkup hak asasi manusi mencuat.
Berbagai informasi yang beredar menyebut Eurico terlibat dalam berbagai pembantaian di Timor-Timur.
Bahkan, dirinya disebut-sebut sebagai pemimpin milisi utama dalam tragedi pembantaian pasca-referendum di provinsi tersebut.