Find Us On Social Media :

Sok-sokan Merdeka dari Indonesia, Mendadak Terjadi Krisis Besar-besaran yang Berakhir Kudeta, Bikin Rakyat Timor Leste Jadi Korban Gara-gara Ulah Militernya Sendiri

By Mentari DP, Jumat, 13 Agustus 2021 | 13:30 WIB

Apa yang terjadi pada Timor Leste sejak merdeka?

Intisari-Online.com - Apa yang terjadi pada Timor Leste sejak merdeka?

Mungkin banyak warga Indonesia yang penasaran mengenai bagaimana nasib Timor Leste.

Maklum Timor Leste dulu pernah menjadi bagian dari Indonesia dengan nama Provinsi Timor Timur.

Baca Juga: Kepung Rusia di Wilayah Sengketa Ini, Pesawat Mata-mata NATO Terciduk Telah Nyelonong Sebanyak 560 Kali Sejak Awal Tahun Ini, Langsung Bikin Rusia Mencak-mencak

Lalu apa yang terjadi pada Timor Leste sejak merdeka?

Ternyata Timor Leste tak bisa langsung hidup makmur pasca meninggalkan Indonesia.

Meski berpisah dengan Indonesia sejak 1999, namun Timor Leste baru berhasil mendapatkan kemerdekaannya dan berdaulat penuh sejak tahun 2002. 

Akan tetapi karena ketidakstabilan politik dan ekonomi, maka terjadi banyak masalah di Timor Leste.

Puncaknya terjadi krisis di tahun 2006 yang dikenal sebagai krisis terbesar dalam sejarah Timor Leste.

Bagaimanakah krisis tersebut akhirnya diatasi?

Baca Juga: Israel di Ambang Ketakutan, Sadar Posisi Mereka Bakal Makin Terancam Jika Amerika dan Iran 'Damai', Negeri Yahudi Sampai Nekat Siapkan Rencana Ini untuk Melawan Iran

Krisis Timor Leste 2006 berasal dari konflik antarelemen militer Timor Leste (F-FDTL). Di mana hal ini disebabkan oleh diskriminasi di dalam militer.

Tentara dari daerah barat mengaku bahwa mereka didiskriminasi karena militer mengutamakan tentara dari daerah timur.

Pihak Lorosae (timur dalam bahasa Tetum) mendominasi Falintil, gerakan pemberontak gerilya.

Mereka sempat melawan pendudukan Indonesia dan membentuk sebagian besar F-FDTL usai merdeka tahun 2002. 

Sehingga Loromonu (barat dalam bahasa Tetum) kurang menonjol dan kurang diperhatikan di dalam struktur militer.

Lalu ada ketegangan antara militer dan kepolisian yang sebagian besar anggotanya berasal dari barat dan mantan anggota militer Indonesia.

Pada akhirnya, 404 dari 1.500 tentara reguler meninggalkan barak mereka (desersi) pada 8 Februari 2006.

Lalu 177 tentara lainnya menyusul pada 25 Februari. 

F-FDTL kemudian mencoba menyelesaikannya secaa baik-baik, tapi tak berhasil.

Sehingga sepertiga militer Timor Leste dipecat dan tidak boleh kembali ke militer.

Dampaknya mereka tidak memiliki pekerjaan dan akhirnya menganggur. Lalu mantan tentara itu berdemo di Dili bersama warga sipil lainnya.

Awalnya demo berjalan damai, namun aksi kekerasan yang terpusat di Dili, ibu kota Timor Leste.

Dan tak lama menjadi upaya kudeta.

Baca Juga: Ditinggal Pasukan Amerika, Mendadak Militer Inggris Malah Kirim Ratusan Tentara Bersenjata Lengkap ke Afghanistan, Mau Perang dengan Taliban?

Para pelaku kekerasan dan pembunuhan berpihak kepada Presiden Xanana Gusmao yang ingin menurunkan Perdana Menteri dan pemimpin Fretilin, Mari Alkatiri.

Ingat, pada masa itu Fretilin adalah satu-satunya partai di Timor Leste dan sangat berkuasa.

Puncaknya pada 28 April 2006, ketika para mantan tentara berselisih dengan pasukan F-DTL yang menembak ke arah kerumunan.

Selanjutnya bisa kita tebak.

Lima orang tewas dan lebih dari 100 bangunan hancur. Alhasil sekitar 21.000 warga Dili mengungsi ke luar kota.

Selama beberapa hari tentara pemberontak yang dipimpin Mayor Alfredo Reinado melawan F-DTL menurunkan 20 polisi militer. Mereka juga membawa senjata lengkap.

Lokasi perang keduanya di arah pegunungan.

Pertempuran itu terjadi selama beberapa pekan dan membuat pasukan penjaga perdamaian PBB datang membantu.

Bahkan Timor Leste pun meminta bantuan dari Australia.

Sayangnya, awal tahun 2008, Mayor Alfredo Reinado tewas terbunuh dan pemberontakan diambil alih Gastao Salsinha.

Tapi pada April 2008, Gastao salsinha menyerah kepada pemerintah.

Krisis Timor Leste 2006 pun berakhir dengan perginya pasukan penjaga perdamaian PBB pada tahun 2012.

Baca Juga: Pantas Saja PPKM Level 4 Diperpanjang Lagi, Ternyata WHO Bocorkan Statistik Mengkhawatirkan Indonesia, Masuk 5 Kasus Baru Tertinggi di Dunia