Intisari-Online.com - Konflik antara NATO dan Rusia masih terus terjadi.
BahkanNATO dan Rusia secara terang-terangan berani kirim pesawat mata-mata.
Seperti yang baru saja terjadi.
Dilansir daritass.com pada Jumat (13/8/2021), jumlah pesawat mata-mata NATO yang terbang diatas Laut Hitam berjumlah tiga kali lipat pada tahun ini.
Hal itu disampaikan oleh Komandan Angkatan Udara ke-4 Distrik Militer Selatan Rusia dan Tentara Pertahanan Udara Nikolai Gostev pada hari Kamis kemarin.
"Negara-negara NATO telah menunjukkan minat yangbesar di perbatasan selatan Rusia akhir-akhir ini," kata komandan Nikolai Gostev dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Buletin Militer Rusia Selatan.
“Dibandingkan tahun lalu, intensitas penerbangan pesawat pengintai NATO di atas Laut Hitam telah meningkat hampir tiga kali lipat."
"Sebagai perbandingan, pesawat 'mitra' Barat kami melakukan 270 penerbangan pengintaian pada 2019."
"Lalu sekitar 530 pada 2020 dan lebih dari 560."
"Namun sejak awal tahun ini, terjadi lonjakan jumlah pesawat mata-mata di wilayah tanggung jawab selatan," lanjutnya.
Rusia tidak bisa memprediksi negara anggota NATO mana saja yang sudah mengirimkan pesawat mata-matanya.
Namun pesawat tempur Prancis dan juga pesawat taktis pasukan sekutu NATO dilaporkan bergabung.
Pesawat-pesawat itu bertugas untuk membantu pesawat mata-mata dan drone AS.
Walau begitu, militer Rusia melaporkan tidak ada satu pun pergerakan aneh dari pesawat mata-mata tersebut.
Akan tetapi militer Rusia tidak mau tenang.
Mereka akan tetap memperhatikan pesawat mata-mata. Apalagi jika bergerak semakin dekat ke tanah Rusia.
Bahkan Rusia sudah mempersiapkan kemampuan pertahanan udara Angkatan Daratnya untuk melacak penerbanganpesawat mata-mata itu sepanjang waktu.
"Kami akan bereaksi tepat waktu terhadap mereka, sambil secara ketat mematuhi peraturan hukum internasional,”jelaskomandanNikolai Gostev.
Sejak kehadiran para musuhnya di Laut Hitam, pertahanan udara Angkatan Darat Rusia sudah sangat cepat menangani musuh.
Pasukan peringatan bereaksi cepatdan telahmengerahkan 15 kali pertahan udara sejak awal tahun untuk mengidentifikasi dan mencegat pesawat asing.
Hubungan NATO dan Rusia sendiri memanas setelah pertemuan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Banyak yang mengira pembicaraan itu berakhir baik.
Namun mendadak banyak militer anggota NATO mengepung Rusia melalui Laut Hitam.