Alhasil, Eurico Guterres menjadi buruan PBB, harus ditangkap dan diserahkan ke untuk diadili.
Kemudian, ia ditangkap setelah ada cukup bukti baginya untuk menjadi tersangka perusakan dan pembakaran kantor UNHCR di Atambua menurut Senior polisi Supt Saleh Saaf.
Namun, tidak dijelaskan apakah Eurico Guterres juga tersangka dalam pembunuhan PBB.
Eurico Guterres dicurigai terlibat dalam serangan terhadap rumah seorang tokoh pro-kemerdekaan Timor Leste, Manuel Carrascalao, pada bulan April 1999 di mana beberapa orang terbunuh.
Milisi melakukan kerusuhan setelah pemungutan suara di Timor Timur pada tanggal 30 Agustus 1999, menewaskan ratusan orang.
Meski pernah jadi buronan internasional dan sempat ditangkap PBB, Eurico Guterres dipandang berbeda oleh Bangsa Indonesia.
Sebelum menerima penghargaan oleh Presiden Joko Widodo, Eurico menerima penghargaan medali dan piagam Patriot Bela Negara dari Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto pada 15 Desember 2020.
Saat itu, Prabowo menjelaskan bahwa penghargaan yang ia berikan merupakan bentuk penghormatan negara kepada warga negara yang mengabdi untuk menegakkan kedaulatan dan mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Menurutnya, mantan pejuang Timor Timur adalah warga negara Indonesia yang berjuang mempertahankan Timor Timur sebagai bagian dari NKRI.
Hal itu ditunjukkan dengan kesetiaan dan keputusan mereka untuk tetap tinggal di Indonesia.
(*)