Find Us On Social Media :

Ribuan Orang di Kamp Pengungsi Terlantar saat Isolasi, Dipaksa Cari Makan Sendiri, Diperparah Dampak Kudeta Militer Myanmar yang Sebabkan Hal Ini

By Khaerunisa, Jumat, 30 Juli 2021 | 18:15 WIB

Kamp pengungsian di Myanmar.

Baca Juga: Sisa-sisa Janin Kembar Bersama Ibunya yang Kaya Raya Ditemukan di Dalam Sebuah Guci Kremasi Zaman Perunggu dengan Benda-benda Mewah dari Kalangan Elit, Tidak Dijumpai pada Kuburan Wanita Lain

Konflik bersenjata antara Tentara Arakan (AA) dan militer Myanmar yang memaksa ribuan orang tersebut meninggalkan desa mereka mulai tahun 2018.

AA didirikan pada 2009, ini adalah salah satu dari banyak kelompok etnis bersenjata Myanmar.

Kelompok trsebut ,enginginkan penentuan nasib sendiri bagi rakyat Rakhine State, dan telah memerangi militer Myanmar selama hampir dua tahun terakhir.

Kini, kekhawatiran tumbuh atas kesejahteraan ribuan orang terlantar di Negara Bagian Rakhine barat Myanmar yang dikurung setelah ditemukannya COVID-19 di kamp-kamp tersebut.

Baca Juga: Sempat Depresi, Temui Mikhail Bakunin Pemikir Anarkisme Abad ke-19 yang Berapi-api, Herzen: 'Orang Ini Lahir Bukan di Bawah Bintang Biasa, Tapi Komet'

Negara ini telah menjadi lokasi kekerasan antaretnis berdarah pada tahun 2012 ketika lebih dari 130.000 sebagian besar Muslim Rohingya dipaksa masuk ke kamp-kamp di dalam negara.

Mereka ditolak kewarganegaraan dan hak-hak seperti pendidikan, kebebasan bergerak, dan perawatan kesehatan di bawah kebijakan pemerintah.

Pada tahun 2017, militer melancarkan tindakan keras brutal yang memaksa ratusan ribu orang Rohingya melarikan diri melintasi perbatasan ke Bangladesh.

Sekarang, hal itu menjadi subjek tuntutan internasional atas genosida di Mahkamah Internasional di Den Haag di Belanda.