Find Us On Social Media :

'Mereka Memakan Mayat Anak Mereka Sendiri', Kisah Praktik Kanibalisme China di Era Awal Komunisme, Dipicu 'Perintah Sepele' Mao Zedong Terhadap Burung Pipit

By Mentari DP, Rabu, 21 Juli 2021 | 18:30 WIB

Mao Zedong dan sebelum Partai Komunis China berkuasa di China.

Intisari-Online.com - Partai Komunis China berkuasa di China.

Namun sebelum Partai Komunis China berkuasa di China, warga negara itu sempat merasakan pengalaman kelam.

Itu terjadi pada tahun 1958, saat China dipimpin oleh Mao Zedong.

Baca Juga: Jadi Dendam Kesumat Rakyat Seantero China, Inilah 'Abad Penghinaan', Kala China Dijajah 8 Negara Sekalipun, Termasuk Jadi Pusat Pembunuhan Massal dan Sarang Penyandu

Dilansir The Sun pada Rabu (21/7/2021), pada masa itu, Mao Zedong memutuskan sudah saatnya untuk warga China melakukan 'Great Leap Forward' (Lompatan Jauh ke Depan).

Oleh karenanya, dia memaksa orang-orang menekuni bidang pertanian.

Namun alih-alih menjadi negara maju dan sejahtera, justru berbagai hal buruk terjadi di China.

Seperti bencana lingkungan, teror negara, hingga yang terparah adalah membuka jalan bagi kanibalisme.

Misalnya Mao Zedong ingin membangkitkan ekonomi negara, dia lalu melakukan sebuah misi bernama The Four Pets Campaign.

 

Baca Juga: Situasi India Hancur Lebur Akibat Dihantam Covid-19, Para Ahli Bocorkan Lebih 4 Juta Orang Mungkin Telah Kehilangan Nyawa, Dibuktikan dengan Kesalahan Fatal Ini

 

Tujuan dari misi tersebut ialah membunuh empat hama, yaitu tikus, lalat, nyamuk, dan burung pipit.

Namun hal mengerikan terjadi ketika mereka membunuh burung pipit.

Mulanya Mao memerintahkan semua burung pipit untuk dibunuh karena mereka makan terlalu banyak biji-bijian.

Padahal burung-burung itu memakan belalang.

Nah, begitu mereka musnah, serangga pemakan biji-bijian semakin membludak dan melucuti semua tanaman.

Bidang pertanian yang dipaksa Mao Zedong langsung hancur berantakan. Mengakibatkan krisis kelaparan mengerikan terjadi.

Dilaporkan sebanyak 38 juta orang mati kelaparan

Angka itu 450 kali jumlah orang yang terbunuh oleh bom atom yang dijatuhkan di Nagasaki pada akhir Perang Dunia 2.

Krisis kelaparan itu semakin buruk hingga menyebabkan kanibalisme.

Hal itu disampaikan penulis Yang Jisheng dalam buku yang berjudul "Tombstone", yang dilarang di China.

"Orang-orang memakan mayat dan berjuang untuk mayat-mayat itu. Mereka memakan anak-anak mereka sendiri," ujarnya.

Awalnya, Yang tentu tidak percaya kejadian mengerikan itu pernah terjadi di negaranya.

Tetapi ketika dia mewawancarai orang-orang, dia tahu kalau cerita itu benar.

Baca Juga: Ditinggal Pasukan Amerika, Afghanistan Langsung Porak-poranda Dihancurkan Kelompok Teroris, Sampai Minta Bantuan Negara yang Tengah Bersengketa dengan China Ini

 

Di mana dia menemukan bagaimana tetangga yang kelaparan memakan tetangganya, orangtua memakan anak-anak mereka, dan sebaliknya.

Itu belum apa-apa, puluhan perampok mendobrak masuk ke rumah-rumah dan membunuh orang-orang di dalamnya. Tujuannya untuk diambil dagingnya.

"Orang-orang memakan mayat dan berjuang untuk mayat."

"Di Gansu mereka membunuh orang luar, yakni orang asing lewat yang lewat, dan memakannya."

"Mereka juga memakan anak-anak mereka sendiri."

"Mengerikan. Terlalu mengerikan," tulisnya.

Ada juga kisah yang disampaikan sejarawan Zhou Xun.

 

"Seorang wanita tua bernama Luo Wenxiu adalah orang pertama yang mulai memakan daging manusia."

"Itu terjadi pada 20 Desember 1960. Setelah seluruh keluarga yang terdiri dari tujuh orang meninggal."

"Luo menggali tubuh gadis tiga tahun bernama Ma Fahui."

"Dia mengiris daging gadis itu dan membumbuinya dengan cabai sebelum dikukus dan dimakan," tutup Zhou Xun.

Baca Juga: Sinovac Tak Ada Apa-apanya, Pantas Vaksin AstraZeneca Jadi Rebutan, Ternyata Ini Kelebihan Vaksin Buatan Ilmuwan Inggris Itu, Indonesia Beruntung Menggunakannya!