Jadi Dendam Kesumat Rakyat Seantero China, Inilah 'Abad Penghinaan', Kala China Dijajah 8 Negara Sekalipun, Termasuk Jadi Pusat Pembunuhan Massal dan Sarang Penyandu

Mentari DP

Penulis

Intisari-Online.com - Sebelum China menjadi negara adidaya seperti sekarang,duluChina pernahberada dalam era terpuruknya.

Jangankan China menjadi negara adidaya, malahan China harustunduk dan takluk terhadap terhadap negara lain.

Itu semua terjadi pada era yang kemudian dikenal dengan"Century of Humiliation".

Baca Juga: Viral China Minta Pulau Kalimantan Sebagai Jaminan Utang, Nyatanya China Memang Sering 'Menjajah' Negarayang Tak Bisa Lunasi Utang, Negara Miskin Ini Sudah Jadi Korbannya

Pada era itu, China harus merelakan wilayahnya sedikit demi sedikit dicaplok oleh negara-negara barat.

Hal itu pun menjadisalah satu "pengalaman kelam" negara China.

"Century of Humiliation" sendiri bermula ketika China pada era Dinasti Qing dikalahkan oleh Inggris dalam Perang Opium Pertama pada 1842.

Kekalahan itu menyebabkan China kehilangan Hong Kong karena harus menyerahkannya kepada Inggris melalui Perjanjian Nanking.

Pada tahun 1858, China kembali kehilangan wilayahnya di Manchuria.

Kali ini China menyerahkannya kepada Kekaisaran Rusia lewat Perjanjian Aigun.

Tak hanya bersaing dengan negara-negara Barat, China juga dihadapi dengan pemberontakan dalam negeri.

Baca Juga: Betapa Mirisnya, saat Banyak WargaMeregang Nyawa, JustruMuncul Dugaan Kartel Kremasi Jenazah Pasien Covid-19, 'Rampok' Keluarga yang Berduka Hingga Rp80 Juta

Salah satunya pemberontakan yang dilakukan oleh Hong Xiuquan yang dikenal dengan Pemberontakan Taiping pada tahun 1850.

MemangPemberontakan Taiping berhasil ditumpas. Akan tetapi muncul pemberontakan-pemberontakan lain. Seperti dari wilayah Xinjiang.

Pusing dengan segala pemberontakan itu, Dinasti Qing masihharus melawan dengan Inggris dan Prancis dalam Perang Opium Kedua pada 1856.

Dan lagi, Dinasti Qing kembali menelan kekalahan dan harus kehilangan Semenanjung Kawloon dan Pulau Stonecuttler.

Pada tahun 1885, Dinasti Qing juga kalah dari Prancis dan harus mengakui klaim wilayah Tankin (Vietnam Utara) dan Annam melalui Perjanjian Tientsin.

Saingan China pada saat itu tidak hanya Eropa. Tapi juga negara-negara Asia. Salah satunya Jepang.

Perang antara China dan Jepang meletus pada 1894. Dan Jepang keluar sebagai pemenang perang.

Hingga negeri Matahari Terbit mendapatkan wilayah Taiwan, Semenanjung Liandong, dan Penghu lewat Perjanjian Shimonoseki (1895).

Kekaisaran Jepang juga sempat kembali menguasai China pada era Republik.

Dilansir dari thediplomat.com pada Selasa (20/7/2021), periode ini ditandai dengan pandemi, kelaparan, korupsi, pembunuhan massal, dan kecanduan narkoba yang meluas.

Tahun-tahun terakhir periode ini juga merupakan tahun-tahun tergelapnya, dengan pendudukan Jepang di China selama Perang Dunia 2.

Baca Juga: Tak Biarkan China Kuasai Dunia, Angkatan Udara Amerika Kerahkan Puluhan Jet TempurSiluman Tercanggih, Sekaligus Beri Peringatan Keras pada Negeri Panda Agar Sadar Diri

Selama invasi dan pendudukan Jepang, China mengalami kejahatan perang, jumlah korban tewas yang tinggi, dan bencana alam buatan manusia yang menewaskan dan membuat jutaan orang mengungsi.

Namun setelah Perang Dunia 2, Jepang kalah dari sekutu.

Kekalahan Jepang akhirnya mengakhiri"Century of Humiliation" bagi China.

Pendirian China Baru oleh Mao Zedong menandai akhir dari periode gelap ini, dan seharusnya bersinar di era kemakmuran yang baru.

Sejak itu, China berusaha mengubah persepsi dunia mengenai negara itu. Tapi Amerika Serikat (AS) masih meremehkannya.

Tapi segalapenghinaan AS itu menjadi alat untuk memajukan tekad China, membuat konflik perdagangan jauh dari kata 'cepat dan mudah'.

Ini juga telah menjadi kekuatan pendorong dalam doronganChina untuk status yang lebih besar dan sarana untuk memajukan tujuan kebijakan luar negeri China.

Baca Juga: Ibu-ibu Satu Indonesia Salah Semua, Ternyata Daging Kurban Tidak Boleh Dibersihkan dengan Cara Ini, Atau Bisa SebabEfek Mengerikan Ini

Artikel Terkait