Find Us On Social Media :

Inilah Perang Puputan Margarana Bali, Ketika Isi Perjanjian Linggarjati Hanya Mengakui Jawa, Madura, dan Sumatera sebagai Republik Indonesia

By Khaerunisa, Minggu, 11 Juli 2021 | 15:35 WIB

Patung I Gusti Ngurah Rai di Bali, sosok yang pimpin Perang Puputan Margarana, buntut kekecewaan rakyat Bali terhadap isi Perjanjian Linggarjati.

Intisari-Online.com - Isi Perjanjian Linggarjati yang ditandatangani Indonesia pada 25 Maret 1947, memicu perlawanan rakyat Bali, kenapa?

Perundingan yang berlangsung sejak 11 November hingga 15 November di Climus, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat itu menghasilkan sejumlah kesepakatan.

Salah satunya adalah bahwa Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia, yaitu Jawa, Sumatera dan Madura.

Kemudian Belanda harus meninggalkan wilayah Republik Indonesia, yang terdiri dari wilayah-wilayah tersebut di atas, selambat-lambatnya tanggal 1 Januari 1949.

Baca Juga: Salah Satunya Tunda Penyelesaian Masalah Irian Barat, Inilah Isi Perjanjian KMB yang Ditandatangani Demi Selesaikan Sengketa Kedaulatan Indonesia dengan Belanda

Hanya wilayah Jawa, Sumatera, dan Madura saja. Inilah yang memicu kekecewaan rakyat Bali.

Rakyat Bali yang kecewa kemudian melancarkan perlawanan terhadap Belanda.

Perlawanan rakyat Bali yang dipimpin oleh Letnan Kolonel I Gusti Ngurah Rai, selaku Kepala Divisi Sunda Kecil.

Seperti apa pertempuran yang dikenal sebagai Puputan Margarana ini?