Namun, karena segala kekisruhan yang terjadi selama 14 bulan, yang membuat dirinya baru dilantik pada 2017, maka Moïse merasa dirinya masih berhak untuk menjabat hingga 2022.
Seiring dengan kondisi politik yang memburuk, kondisi keamanan masyarakat Haiti pun berada di titik terendah.
Kasus penculikan, pemerkosaan, hingga pembunuhan yang dilakukan oleh geng-geng mengalam lonjakan tinggi.
Para anggota geng ini bertempur langsung dengan para polisi dan seolah-olah sedang saling memperebutkan wilayah.
Di sinilah dosa terbesar Moïse diyakini oleh sebagian masyarakat, terutama aktivis hak asasi manusia, berasal.
Para geng tersebut sangat diyakini memiliki keterkaitan erat dengan pemerintahan, yang tidak lain dipimpin oleh Moïse.
Apalagi, akibat perang "geng vs polisi" ini, setidaknay 278 nyawa warga Haiti hilang secara tragis.
Belum lagi ribuan orang yang akhirnya memilih untuk meninggalkan tanah tercintanya demi menyelamatkan diri.