Penulis
Intisari-Online.com -Karenabanyaknya sampah yang tertimbun di lautan, negara-negara mulai mengurangi sampah.
Khususnya sampah plastik.
Nah, di tengah itu, Timor Leste dikabarkan akanmenjadi negara pertama di dunia yang mendaur ulang semua sampah plastiknya.
Dilansir dari reuters.com pada Kamis (8/4/2021), ini terjadisetelah Timor Leste bekerja sama dengan peneliti Australia untuk membangun pabrik daur ulang yang revolusioner.
Pabrik senilai 40 juta Dolar AS (Rp583 miliar) itu akan memastikan bahwa tidak ada plastik yang akan menjadi limbah, tetapi akan berubah menjadi produk baru.
Dili mengatakan telah menandatangani nota kesepahaman dengan Mura Technology Australia untuk mendirikan sebuah organisasi nirlaba bernama RESPECT.
Organisasi itu rencananya akan menjalankan pabrik daur ulang plastik, yang diharapkan akan diluncurkan pada akhir tahun 2020.
“Ini adalah negara kecildi mana akan menjadikan negara pertama yang netral plastik” kata Thomas Maschmeyer, salah satu penemu teknologi daur ulang kepada digunakan di pabrik baru.
“Plastik, jika Anda tidak membuangnya dengan baik,maka akan menjadi hal yang buruk."
"Tetapi jika Anda dapat membuangnya dengan baik, itu akan menghasilkan hal yang luar biasa,” kata Maschmeyer.
Diketahui hampir sebagian besar negara Asia, pertumbuhanekonomi dan populasi yang tumbuh cepat.
Akibatnya kota-kota menjadi padat penduduk dan membuat orang mendirikan rumah di pinggir atau dekat pantai.
Situasi ini membuat laut dipenuhidengan sampah dan sampah plastik.
Layanan dan infrastruktur pengumpulan sampah sebagian besar gagal untuk mengimbangi perkembangan pesat.
Lebih dari 8 juta ton plastik atau sekitar satu truk per menitdibuang ke lautan dunia setiap tahun.
China, Indonesia, Vietnam, Filipina, dan Thailand adalah negara-negara dengan penyumbang sampah terbesar di dunia, kata para ahli limbah.
Selain dampaknya terhadap kesehatan manusia dan satwa liar, itu juga merugikan industri pariwisata, perikanan, dan pengapalan di kawasan itu.
Sekitar 1,3 miliar Dolar AS setahun.
Mengapa Timor Leste dipilih?
Timor Lesteadalah negara yang miskin.
Tapi dengan populasi hanya 1,3 juta orang, menghasilkan sekitar 70 ton sampah plastik setiap hari.
Menurut data pemerintah, sebagian besar dikumpulkan dari pantai dan daerah perkotaan, kemudian dibakar di tempat terbuka.
Maschmeyer mengatakan pabrik baru itu akan menggunakan teknologi kimia untuk dengan cepat mengubah sampah plastik menjadi cair atau gas tanpa menambahkan minyak mineral.
Konsep ini tidak dapat dilakukan oleh pendaur ulang lain.
“Dalam kasus kami, kami dapat mendaur ulang secara kimiawi dan memasukkannya kembali ke dalam ekonomi melingkar,"kata Maschmeyer.
Nantinya semua keuntunganakan digunakan untuk mendukung proyek-proyek komunitas dan pemulung di Timor Leste.
“Ini adalah kolaborasi yang menarik bagi kami,” kata Demetrio do Amaral de Carvalho, sekretaris lingkungan hidup Timor Leste.
“Tidak hanya akan membuat perbedaan besar dalam pengurangan sampah plastik dan mengurangi kerusakan pada kehidupan laut kita yang berharga, tapi Timor Leste bisa menjadi contoh bagi seluruh dunia,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Teknologi yang sama saat ini direncanakan untuk pabrik daur ulang lainnya di Kanada, Australia dan Inggris.