Apakah Penyakit Refluks Gastroesofagus Bisa Sembuh? Bagaimana Caranya?

Mentari DP

Editor

Apakah penyakit refluks gastroesofagus bisa sembuh?
Apakah penyakit refluks gastroesofagus bisa sembuh?

Intisari-Online.com - Banyak orang yang menderitapenyakit refluks gastroesofagus.

Namun tidak semua orang tahu apa itupenyakit refluks gastroesofagus atau yang akrab disapa GERD.

Yang jelaspenyakit refluks gastroesofagus sepertisensasi terbakar menyakitkan di perut bagian tengah perut, dada dan tenggorokan.

Baca Juga: 3 Cara Atasi Penyakit Refluks Gastroesofagus Saat Terjadi Bencana Alam

Adapun GERD adalah kondisi di mana asam lambung naik (refluks) dari perut ke kerongkongan.

Karena sfingter esofagus bagian bawah atau lower esophageal sphincter (LES) tidak menutup saat makanan sampai di perut.

Akibatnya, asam lambung kembali naik melalui kerongkongan. Lambung memiliki lapisan keras untuk melindungi organ dari asam.

Sementara kerongkongan tidak sehingga jaringan esofagus yang sensitif dapat terluka jika GERD terus kambuh.

Pada penderita GERD, asam juga sering naik ke mulut dan merusak struktur lain.

Baca Juga: Derita Penyakit Refluks Gastroesofagus? JanganKonsumsi Makanan Ini Saat Berbuka

Menurut Healthline, terkadang asam akhirnya tersedot ke dalam tenggorokan dan paru-paru, sehingga dapat menyebabkan masalah kesehatan lain.

Beberapa komplikasi GERD, antara lain esofagus Barrett, penyempitan esofagus, penyakit gigi, hingga kambuhnya asma.

Gejala GERD bisa menjadi serius, terutama pada orang tua.

Kondisi serius tersebut termasuk kerongkongan yang meradang parah atau kesulitan menelan.

Lalu, apakah penyakit refluks gastroesofagus bisa sembuh? Bagaimana caranya?

Berkonsultasi dengan dokter adalah solusi yang paling tepat untuk menemukan penyebab kemunculan gejala GERD yangAnda rasakan serta mendapatkan pengobatan yang tepat.

Jangan mencoba untuk mendiagnosanya sendiri atau mengambil langkah pengobatan berdasarkan keputusan pribadi.

Sebab, menurut WebMD, gejala umum seperti sakit dada juga bisa disebabkan oleh masalah kesehatan yang lebih serius.

Meski Gerd amat mengganggu, namun penderita GERD tetap bisa memiliki kualitas hidup yang sehat jika dapat mengelola gejalanya secara efektif.

Beberapa penderitaGERDyang memiliki gejala ringan dapat mengobati kondisinya dan mencegah serangan GERD dengan perubahan gaya hidup, seperti:

- Berhenti merokok karena rokok dapat membuat kerongkongan lebih lemah.

- Menurunkan berat badan. Sebab, berat badan berlebih akan memberikan tekanan lebih pada perut.

Baca Juga: Hati-hati, PenderitaPenyakit Refluks Gastroesofagus Tidak BolehMakan Berlebihan Saat Buka Puasa

- Menghindari pemicu GERD, seperti mengonsumsi kafein, tomat, buah-buahan sitrus, minuman berkarbonasi, dan lainnya.

- Mengelola stres. Kecemasan dan stres bisa memicu gejala GERD, jadi cobalah untuk mengelola stresmu dan melakukan aktivitas relaksasi.

- Mengenakan pakaian nyaman dan longgar, sebab pakaian yang ketat di area pinggang akan menekan perut dan kerongkongan.

- Makan dalam porsi yang lebih kecil tapi sering, sebab makan berlebih bisa memicu GERD.

- Tetap tegak setelah makan, hingga sekitar tiga jam setelahnya atau sebelum tidur.

- Atur tempat tidur agar lebih tegak, sekitar 15 hingga 23 cm. Sebab, refluks asam bisa lebih parah ketika seseorang berbaring.

Pada kasus GERD yang lebih ringan, perubahan gaya hidup memungkinkan tubuh untuk pulih sendiri dan menurunkan risiko kerusakan jangka panjang pada kerongkongan, tenggorokan dan gigi.

Namun, pada beberapa kasus, perubahan gaya hidup saja tidak cukup.

Kasus GERD yang lebih signifikan sering kali perlu diobati dan dikontrol dengan obat-obatan, seperti antasida dan H2 blocker.

Pembedahan juga bisa menjadi pengobatan efektif untuk GERD yang sulit dikendalikan pada orang-orang yang tidak pulih dengan pengobatan lain.

Untuk itu, konsultasi dengan dokter diperlukan untuk menemukan pengobatan yang tepat untuk GERD yangAnda alami.

Setelah gejala GGERD terkendali secara memadai, risiko kerusakan lebih lanjut pada kerongkongan, tenggorokan atau gigi juga akan berkurang.

(kompas.com)

Baca Juga: Awas, Penderita Penyakit Refluks Gastroesofagus Tidak Boleh Tidur Setelah Sahur

Artikel Terkait