Intisari-Online.com - Saat ini, salah satu wilayah Indonesia sedang menghadapi bencamna alam.
Nah, di tengah bencana alam, kita harus memerhatikan kesehatan para korbannya.
Khususnya bagi mereka yang memilikipenyakit refluks gastroesofagus atau GERD.
Baca Juga: Derita Penyakit Refluks Gastroesofagus? JanganKonsumsi Makanan Ini Saat Berbuka
Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterologi Hepatologi RS Pondok Indah, dr Hasan Maulahela SpPD-KGEH, dalam Bincang-bincang Sains Talk Kompas.com pada Kamis (11/2/2021).
"Pada saat kondisi bencana atau keadaan tidak normal, orang dengan GERD memang memerlukan penanganan yang khusus," kata dr Hasan.
Penyakit refluks gastroesofagus termasuk ke dalam 10 penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat Indonesia.
Prevalensi penyakit ini terus meningkat selama 10 hingga 15 tahun terakhir.
Dr Hasan menyebutkan, penyakit refluks gastroesofagus sangat erat kaitannya dengan permasalahan pencernaan.
Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui cara mengatasi GERD, terutama saat berada di pengungsian bencana alam.
Baca Juga: Gejalanya Mirip, Ini Perbedaan Penyakit Refluks Gastroesofagus dan Penyakit Jantung
Lantas, bagaimana cara mengatasipenyakit refluks gastroesofagus di lokasi pengungsian setelah terjadi bencana alam?
Ditekankan oleh dr Hasan, dalam kondisi lingkungan paska bencana alam memang tidak banyak pilihan tindakan dan konsumsi yang bisa diambil oleh pasien dengan GERD.
Akan tetapi, ia menegaskan dua hal penting yang harus diperhatikan dengan baik yaitu masalah nutrisi, obat-obatan, dan psikologis.
1. Aspek nutrisi
Aspek nutrisi menjadi hal yang paling penting bagi setiap orang, baik yang sehat maupun orang dengan sakit-sakit tertentu, termasuk GERD ini.
"Aspek nutrisi itu juga penting bagi pasien dengan GERD yang sedang berada di pengungsian atau pada saat kita tertimpa bencana," kata dia.
"Pola makan harus tetap dijaga, dan kebersihan juga harus tetap dijaga," imbuhnya.
Diakui dia bahwa dalam kondisi di pengungsian paska bencana alam, memang pilihan akan pemenuhan asupan bernutrisi ini sedikit lebih sulit daripada kondisi lingkungan normal.
Sebab, tidak banyak pilihan makanan yang bisa dikonsumsi secara baik.
Tetapi, jangan sampai orang dengan GERD tidak makan sama sekali saat di pengungsian.
Baca Juga: 5 Komplikasi Serius dari Penyakit Refluks Gastroesofagus, Ada Kanker Kerongkongan
2. Aspek obat-obatan
Pada pasien-pasien yang sedang dalam pengobatan rutin, maka obat-obatan GERD yang dimiliki harus terus dikonsumsi agar mencegah kambuhnya gejala-gejala GERD yang ada.
Sementara, pada pasien yang baru terkena GERD atau tidak kronis, maka tetap harus dijaga pola makannya sebisa mungkin.
3. Aspek psikologis
Cara mengatasi GERD yang terakhir bagi pasien di pengungsian saat bencana alam terjadi adalah mengendalikan kondisi psikologis dirinya sendiri.
Psikologis pasien pada kondisi bencana sendiri juga tidak bisa luput dari perhatian, termasuk yang paling utama adalah perasaan cemas berlebihan.
"Kita harus ubah pola pikir kita, sehingga tidak ada kecemasan yang berlebihan, yang dapat memicu GERDpada kondisi bencana ini," tegasnya.
Hal ini dikarenakan, jika psikologis pasien dengan GERD ini terganggu karena terlalu cemas atau takut berlebihan, maka secara sendirinya akan meningkatkan asam lambung di dalam tubuh.
Saat asam lambung diproduksi secara berlebihan dan meningkat naik ke kerongkongan, maka gejala-gejala GERD dan psikosomatis juga bisa muncul.
(kompas.com)
Baca Juga: Mengenal Gejala dan Penyebab Penyakit Refluks Pastroesofagus