Awas, Penderita Penyakit Refluks Gastroesofagus Tidak Boleh Tidur Setelah Sahur

Mentari DP

Penulis

Awas, penderita penyakit refluks gastroesofagus tidak boleh tidur setelah sahur.
Awas, penderita penyakit refluks gastroesofagus tidak boleh tidur setelah sahur.

Intisari-Online.com - Sebentar lagi kita akan memasuki puasa ramadhan 2021.

Ketika kita sedang berpuasa, maka sebagian orang bisamengubah pola hidup.

Misalnya harus bangun di tengah malam untuk sahur dan membiasakan diri beribadah lebih banyak.

Baca Juga: Salah Kaprah, Ternyata Berpuasa Baik Bagi Penderita Penyakit Refluks Gastroesofagus

Nah, soal sahur, terkadang bangun untuk santap sahur membuat kurangnya jam tidur.

Oleh karenanya, beberapa orang langsung tidur lagi setelah sahur.

Ini boleh. Tapikebiasaan ini sebetulnya tidak dianjurkan karena sejumlah alasan kesehatan.

Khususnya untuk penderitapenyakit refluks gastroesofagus atau GERD.

Penyakit refluks gastroesofagus merupakan kondisi ketika asam lambung mengalir balik menuju kerongkongan.

Apabila dibiarkan dalam jangka panjang, bisa menyebabkan komplikasi karena asam lambung yang naik.

Baca Juga: Daftar Buah yang Baik Bagi Penderita Penyakit Refluks Gastroesofagus

Dr. Kaka Renaldi, Sp.PD-KGEG menjelaskan, pasien GERD seringkali mengalami gangguan pengosongan lambung.

Kondisi ini menyebabkan turunnya makanan menjadi lebih lama dari orang pada umumnya.

Jika pada orang normal makanan turun ke usus halus kurang lebih selama 2-3 jam, penderita GERD membutuhkan waktu lebih lama dari itu.

"Jadi pasien GERD sangat saya anjurkan tidak tidur sehabissahur," tuturnya dalam sesi Live Instagram bersama dr. Arti Indira M. Gizi, Sp. GK dan dr. Teuku Adifitrian, SpBP-RE (dr. Tompi), Senin (27/4/2020).

Munculnya rasa kantuk setelah santap sahur memang wajar terjadi.

Apalagi jika kita tidak cukup tidur di malam hari.

Tapi jika Anda menderita GERD dan tidak bisa menahan kantuk usai santap sahur,Anda tetap bisa tidur sejenak asalkan tetap mengatur posisi tidur.

Hanya saha, jangan tidur dalam keadaan telentang.

"Kalau pun mengantuk, tidur setengah duduk di kursi goyang atau kursi tapi posisinya tegak," kata Kaka.

Secara umum, posisi tidur penderita GERD di malam hari juga perlu diperhatikan.

Kaka menyarankan menumpuk bantal agak tinggi untuk menghindari asam lambung yang naik ke kerongkongan.

Baca Juga: Tips Bagi Penderita Penyakit Refluks Gastroesofagus di Bulan Puasa

Ini dilakukan agar tidak timbul keluhan dada terasa panas di malam hari yang pada akhirnya membuat terbangun.

Selain itu, jika penderita GERD senang tidur menyamping, usahakan untuk tidur menyamping ke sisi kanan.

"Karena dengan miring ke kanan tidak akan reflux ke atas (kerongkongan). Ini ada di banyak jurnal," ungkap Kaka.

Belajar dari berbagai peristiwa asam lambung, penyakit satu ini tidak boleh disepelekan.

Ternyata ada beberapa jenis makanan dan minuman yang harus dihindari oleh penderita asam lambung sebelum gejalanya makin parah.

Pasalnya, asam lambung merupakan senyawa asam pada tubuh manusia yang berfungsi untuk membunuh mikroorganisme atau bakteri pada makanan.

Banyak-tidaknya produksi asam lambung bergantung pada jenis makanan apa yang telah dikonsumsi.

Namun cairan asam lambung ini akan menjadi masalah ketika sudah mengalir menuju esofagus (sebuah bagian penghubung antara kerongkongan dan lambung).

Terlebih bila bagian LES (Lower Esophageal Sphincter) yang berfungsi untuk mencegah makanan naik kembali dari lambung dan mengakibatkan kerusakan atau melemah fungsinya.

(tribunnews.com)

Baca Juga: Catat, Ini Menu Makan Bagi Penderita Penyakit Refluks Gastroesofagus

Artikel Terkait