Intisari-Online.com - Sejak beberapa bulan terakhir, China tengah gencar-gencarnya meneror Taiwan.
Ada saja laporan bahwa militer China memasuki wilayah negara kepulauan itu.
Nah, baru-baru ini China mengubah strateginya.
Bukan menggunakan jet tempur mematikan, China dilaporkan mengirimkan pesawat tak berawak atau drone ke Zona Identifikasi Pertahanan Udara(ADIZ) Taiwan.
Hal itu disampaikan olehLee Chung-wei, Kepala Dewan Urusan Kelautan dan Penjaga Pantai Taiwan.
Leemengonfirmasi bahwa pesawat tak berawak atau drone ituberputar-putar di dekat perimeter.
"Mereka tidak pernah memasuki perairan dan wilayah udara kami yang dibatasi.:
"Tapi mereka hanya terbang di sekitar wilayah pada jarak tertentu," kataLee Chung-wei.
Lalu bagaimana tanggapan Taiwan?
Lee mengatakan jika adadrone memasuki ADIZ pulau itu, makadrone akan ditembak jatuh.
“Jika benar masuk, maka Penjaga Pantai akan menanganinya sesuai aturan."
"Jika kita perlu melepaskan tembakan, kita akan melepaskan tembakan."
Diketahui Pulau Taiping, yang merupakan pulau terbesar berikutnya di Taiwan setelah Pratas.
Dan hingga kini belum mencatat aktivitas drone apa pun di wilayah itu.
China memang tidak mengakui klaim kedaulatan Taiwan, termasuk Pulau Taiping.
Dan lokasi Pulau Taiping memang membentang 6 km dari pantainya.
Kepulauan Pratas di mana drone itu terlihat adalah pulau terdekat yang dikendalikan Taiwan ke Hong Kong dan terletak di sebelah utara Laut China Selatan.
Jadi, sangat wajar jika diperebutkan oleh China yang telah mengklaim lebih dari 90 persen wilayah Laut China Selatan sebagai wilayahnya sendiri.
Dalam beberapa pekan terakhir, Taiwan telah mengeluh tentang serangan berulang-ulang pada ADIZ dan kedaulatannya oleh pesawat China.
Penjaga pantai Taiwan telah mencegat setidaknya satu kapal yang membawa pembelot China dari Hong Kong yang mencoba menuju Taiwan setelah badai protes anti-pemerintah yang meletus di kota yang dikelola China.
Aktivitas China di wilayah tersebutsemakin memprihatinkansetelah kementerian pertahanan Taiwan mencatat sepuluh pesawat tempur memasuki ADIZ negara berdaulat itu pada hari Senin.
Meskipun Beijing tidak pernah mengklaim akan menggunakan kekerasan, itu tersirat karena Presiden China Xi Jinping mengatakan 'penyatuan satu China; tidak dapat lagi ditunda.
Pada hari Rabu, Menteri Luar Negeri Taiwan, Joseph Wu mengatakan negara itu akan berjuang sampai orang terakhir.
"Kita akan berperang jika kita perlu berperang."
"Dan jika kita perlu mempertahankan diri kita sendiri sampai hari terakhir, maka kita akan mempertahankan diri kita sendiri sampai hari terakhir," tutupJoseph Wu.