Intisari-Online.com - Pernahkah Anda mengunjungi Taman Mini Indonesia Indah atau TMII?
Diketahui, TMNII merupakan salah satukawasan taman wisata bertema budaya Indonesia yang terletak di Jakarta Timur.
Nah, dilaporkan kini pengelolaan TMIIresmi berpindah dari Yayasan Harapan Kita kepada Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg).
Dilansir dari kompas.com pada Rabu (7/4/2021), hal itu Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2021 tentang TMII.
"Presiden telah menerbitkan Perpres Nomor 19 Tahun 2021 tentang TMII."
"Yang di dalamnya mengatur penguasaan dan pengelolaan TMII dilakukan oleh Kemensetneg," ujar Pratikno dalam konferensi pers virtual pada Rabu (7/5/2021).
"Dan berarti berhenti pula pengelolaan yang selama ini dilakukan Yayasan Harapan Kita."
"Kami akan melakukan penataan sebagaimana yang kami lakukan di GBK dan Kemayoran," jelasnya.
Diketahui, saat ini Yayasan Harapan Kita sendiri dibina oleh Soehardjo, Bambang Trihatmodjo, dan Rusmono dan Siti Hardiyanti Indra Rukmana sebagai Ketua Umum.
Bambang Trihatmodjo dan Siti Hardiyanti Indra Rukmana merupakan putra-putri dari Presiden ke-2 RI Soeharto.
Dan Yayasan Harapan Kita sendiri didirikan oleh Istri Presiden ke-2 RI Soeharto yaitu Siti Hartinah atau dikenal dengan Tien Soeharto pada 23 Agustus 1968.
Ini artinya, usia yayasan tersebut hampir 53 tahun. Dan sudah 44 tahunTMII dikelola oleh yayasan ini.
Pesan terakhir Ibu Tien
Selama Soeharto menjabat sebagai Presiden Indonesia, Ibu Tien selau mendampinginya.
Namun pada tahun 1996, setelah 28 tahun Soeharto menjadi Presiden, ada sebuah cerita dari Ibu Tien.
Dalam sebuah upacara Golkar tahun 1996, Ny. Mien Sugandhi yang waktu itu menjabat sebagai Menteri Negara Urusan Peranan Wanita duduk berdampingan dengan Ny. Tien Soeharto.
Tiba-tiba Ibu Tien berkata, "Tolong katakan kepada ... (ia menyebut salah seorang petinggi Golkar), agar Pak Harto jangan menjadi presiden lagi."
"Sudah cukup, sudah cukup. Beliau sudah tua."
"Lo, kalau begitu siapa yang mumpuni untuk menggantikan beliau?," Mien Sugandhi terkejut dan bertanya."Biarlah itu diserahkan dan ditentukan oleh Pemilu saja. Aku sudah tidak mau lagi."
"Aku mau pergi,aku lungo(pergi).Pokoke aku lungo," kata Ny. Tien.Mien Sugandhi menyampaikan pesan itu kepada orang yang dimaksud, tetapi orang itu tak percaya.
Pada April 1996, Ibu Tien benar-benar pergi untuk selama-lamanya. Tapi pada Maret 1998, Pak Harto tetap dipilih menjadi presiden.
Itu tidak bertahan lama. Tanggal 21 Mei 1998, ketika terjadi demo besar-besaran, Soeharto mundur dari jabatannya.
Mien membatin, "Seandainya orang-orang yang dulu diberi pesan oleh Ibu Tien mendengarnya."
(kompas.com)