Walaupun Menyandang Negara Termiskin di Dunia, dan Rakyatnya Hidup Pas-Pasan Tak Disangka Kehidupan Pejabat Timor Leste Sangat Mewah, Bahkan Setelah Pensiun Masih Digaji Rp50 Jutaan

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Pedagang aksesoris di Market Tais, di Timor Leste, Dili. (ilustrasi) Sejarah Timor Leste Pernah Dijajah Portugis Ratusan Tahun, Pengalaman Kocak Orang Timor Leste Ini Bukti Kentalnya Pengaruh Bangsa Portugis di Bumi Lorosae
Pedagang aksesoris di Market Tais, di Timor Leste, Dili. (ilustrasi) Sejarah Timor Leste Pernah Dijajah Portugis Ratusan Tahun, Pengalaman Kocak Orang Timor Leste Ini Bukti Kentalnya Pengaruh Bangsa Portugis di Bumi Lorosae

Intisari-online.com -Timor Leste merupakan salah satu negara yang menyandang gelar negara termiskin di dunia.

Namun, meski miskin, nyatanya pejabat negaranya dikatakan hidup dengan bergelimang harta.

Hal itu merupakan salah satu peninggalan Xanana Gusmao yang merupakan pahlawan politik di negara tersebut.

Tahun 2012, Gusmao membentuk pemerintahan terbesar di Asia Pasifik dengan kabinet terdiri dari 55 anggota, di negara berpenduduk 1 juta.

Baca Juga: Sembunyikan Bukti Peristiwa Santa Cruz di Celana Dalam, Membawanya Keluar dari Indonesia, Sejarah Timor Leste Bakal Berbeda Tanpa Keberanian Sosok Ini

Tak heran hal itu menyebabkan birokrasi negara tersebut kacau balau.

Bahkan Xanan Gusmao sendiri mengatakan, sebagian besar kementeriannya hanya mampu mengunakan 30 persen dari anggaran tahunan mereka yang dialokasikan untuk kementerian.

Sementara pegawai negeri tidak digaji selama berbulan-bulan, dan ratusan penasihat internasional bekerja tanpa bayaran dalam setahun.

MenukilAsia Sentinel, negara tersebut dianggap sebagai negara dengan paket gaji dan pensiunan paling jor-joran bagi politisinya.

Baca Juga: Dimulai dengan Serangan Udara, Inilah Pertempuran Sengit Operasi Seroja, Pasukan Khusus Gabungan Indonesia vs Fretilin di Timor Leste

Para pejabat khusus di negara tersebut seperti, menteri wakil menteri, anggota parlemen, hakim, dan pejabat senior lainnya berhak mendapatkan pensiunan seumur hidup.

Jumlahnya bervariasi mulai dari 2.500 dollar AS hingga 4.000 dollar AS (Rp35-56 juta), setelah menyelesaikan jabatannya lima tahun.

Namun tidak dijelaskan apakah jumlah tersebut diberikan per bulan, atau per tahun.

Sementara itu, pendapatan per modalnya adalah sekitar 3.335 dollar AS atau sekitar Rp47 juta.

Baik pemerintah maupun oposisi negara tersebut, tidak tertarik untuk mengubah undang-undang yang dianggap menguntungkan pejabat itu.

Malahan, mereka juga memfasilitasi pejabat dengan rumah mewah, mobil mewah, paket perjalanan ke luar negeri.

Padahal kondisi rakyatnya sungguh miris, pengangguran meningkat dan 71 persen penduduk Timor Leste menganggur, atau bekerja informal, menurut International Crisis Group, 2013.

Pada masa jabatannya, perdana Menteri Xanana Gusmao sangat rapuh, dan banyak menghabiskan uang untuk memperluas jaringan patronase.

Memberikan kontrak dan keuntungan lain pada orang-orang yang mendukung dan menyangkal kritikan padanya.

Baca Juga: Sejarah Timor Leste Diinvasi Indonesia Tahun 1975, Sebuah Dokumen Rahasia Ungkap Peran Amerika Serikat

Strateginya berhasil, selama negara terus memiliki akses ke keuangan yang murah hati dari kekayaan minyak negara.

Produksi minyak lepas pantai menciptakan sedikit pekerjaan karena kemampuan produksi dan penyulingan yang minimal.

Masalah lain, beberapa studi menunjukkan bahwa cadangan minyak dan gas negara itu akan bertahan paling lama 15 tahun lagi menurut laporan tahun 2014.

Lebih dari satu dekade kemerdekaan, kerusuhan, korupsi, dan kesombongan langsung dari para pemimpin negara itu, menyebabkan ekonomi yang sepenuhnya bergantung pada minyak dan gas, yang hanya menghasilkan sedikit.

Ekspor minyak dan gas menyumbang lebih dari 90 persen PDB negara, ketergantungan tertinggi pada ekstraksi sumber daya alam di dunia.

Ada beberapa tanda harapan. Timor tetap merupakan negara demokrasi, medianya termasuk yang paling bebas di wilayah tersebut.

Tokoh-tokoh seperti Presiden Taur Matan Ruak, mantan kepala pasukan pertahanan dan pejuang gerilya, dan Menteri Negara Agio Pereira dihormati secara luas karena kejujuran mereka.

Mantan jaksa penuntut negara itu, Ana Pessoa yang keras, memenjarakan beberapa pejabat senior termasuk mantan Menteri Kehakiman Lucia Lobato.

Sementara Pessoa akhirnya diganti setelah beberapa manuver yang tidak jelas, penggantinya tampaknya bertekad untuk melanjutkan warisannya.

Baca Juga: Jadikan Wanita di Wilayah Jajahan sebagai 'Penghibur' Tentaranya, Termasuk Sejarah Kelam Timor Leste, Tapi Jepang Sempat Tak Mengakui hingga Muncul Bukti yang Membuatnya Tak Bisa Mengelak Lagi

Ketika Pessoa dipaksa keluar dari jabatannya pada Maret 2012, media lokal memuat berita utama yang menyatakan, "Dia masih jaksa penuntut umum kami" dan duta besar AS mengadakan pesta perpisahan.

Sebuah survei terhadap mahasiswa hukum menemukan bahwa lebih dari 80 persen ingin menjadi jaksa.

Terlepas dari banyak tantangan, Timor-Leste tetap menjadi negara demokrasi dan mungkin pada akhirnya itulah penyelamat negara itu.

Artikel Terkait