Find Us On Social Media :

Sampai Diibaratkan dengan Kegagalan Lindungi Kim Jong-Un, Warga Korea Utara Harus Siap Diberi Hukuman Berat Jika Sampai Ketahuan Buang Makanan Meski Hanya Setetes

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 24 Juni 2021 | 15:10 WIB

Kim Jong Un Pemimpin Korea Utara

Intisari-Online.com – Sampai diibaratkan dengan kegagalan lindungi Kim Jong-Un, warga Korea Utara harus siap diberi hukuman berat jika sampai ketahuan membuang makanan meski hanya setetes.

Saat ini, Korea Utara kembali dilanda krisis pangan.

Sampai-sampai puluhan ribu ibu rumah tangga pun diperintahkan oleh pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un untuk bekerja di sawah.

Bisa jadi juga, Kim Jong-Un bakalan memberi hukuman kewarganya yang masih menyisakan makanan.

Baca Juga: Setali Tiga Uang dengan Korea Utara, Negara Ini Juga Harus Pasrah Harga Kebutuhan Pokoknya Meroket Tak Masuk Akal, Beli 1 Kg Tomat Saja Harus Pakai Uang Bergepok-gepok

Seperti yang pernah terjadi karena berbagai bencana alam di tahun 2020 lalu.

Seperti dilansir dari kompas.com (12/11/2020), keputusan itu dibuat oleh Partai Buruh Korea di tengah kesulitan Pyongyang memberi makan rakyatnya karena berbagai bencana alam.

Pemerintah, seperti arahan yang dikeluarkan partai, mengancam bakal memberi ‘hukuman yang kuat’ bagi siapa pun yang dianggap gagal melindungi ekonomi negara.

"Bentuk kegagalan melindungi kameradnya adalah menyisakan makanan dan membuangnya," demikian arahan yang dibuat Partai Buruh.

Baca Juga: Kontras dengan Negaranya yang Terkenal dengan Kemiskinan dan Kelaparan, Kim Jong-un Ternyata Punya Berbagai Menu Favorit yang Super Mahal

Tiga badai menghantam Korea Utara pada Agustus hingga September tahun 2020,  yang menyebabkan kerusakan pada sawah, hingga muncullan ancaman di atas.

Semakin membuat ekonomi Korea Utara menderita akibat bencana alami itu, apalagi setelah mereka dilanda sanksi internasional dan pandemi virus corona.

China, sekutu sekaligus negara tetangga ketika itu bergerak cepat dengan mendonasikan padi dan 550.000 ton pupuk untuk mengerek hasil sawah Pyongyang.

Kepada Radio Free Asia sebuah sumber internal Korut mengungkapkan bahwa komite pusat partai sudah memerintahkan warga agar ikut mencari solusi.

Tidak hanya itu, masyarakat juga mulai digalakkan dalam sistem penyimpanan makanan, ini bertujuan untuk melindungi sistem sosialis mereka.

"Perintah itu juga berisi peringatan bahwa pemerintah tak segan melakukan penindakan jika ada yang ketahuan membuang makanannya," kata si sumber.

Penurunan panen biji-bijian bakal menyulitkan pemerintahan Kim Jong Un dalam memberi makan rakyatnya, menurut sumber yang tinggal di Provinsi Hamgyong Utara itu.

Bahkan pemerintah sejak Januari 2020 sudah menghentikan segala kegiatan perdagangan karena virus corona, termasuk dengan ‘Negeri Panda’.

Masyarakat juga diminta oleh pemerinta Korea Utara untuk tidak menggelar perayaan Tahun Baru dengan banyak makanan, dan hanya menyediakan buah dan sayur.

Baca Juga: Sampai Paksa Warganya Hanya Makan Dua Kali Sehari, Inilah Krisis Pangan Korea Utara Pertama, Kala Kakek Kim Jong-Un Gagal Tiru Kebijakan Orde Baru Soeharto

Untuk tamu, hanya boleh makan mie. Sementara, kue beras atau roti dilarang disajikan.

Polisi berpatroli di jalan-jalan, menurut sumber dari Provinsi Ryangganag, untuk memastikan tidak ada orang yang membawa gandum atau beras.

"Harga-harga pangan naik di supermarket karena baik beras maupun gandum dilarang. Sehingga publik juga ikut terdampak," ujar si sumber dikutip Daily Mail Rabu (11/11/2020).

Pakar menyatakan bahwa pada Mei 2020, Pyongyang hanya bisa memanen setidaknya 860.000 ton bahan pangan, dari 5,5 juta ton yang dibutuhkan.

Di negara terisolasi semacam Korea Utara ini juga pernah mengalami kelaparan dan menderita sangat hebat pada tahun 1990-an, yang dikenal sebagai ‘The Arduous March’.

Pada tahun 1994 sampai 1998 terjadi krisis ekonomi, yang bermula karena Uni Soviet menarik diri, dan diperparah dengan banjir serta kekeringan.

Menurut perkiraan sekitar 3,5 juta orang dari total populasi Korea Utara yang mencapai 22 juta, tewas, dan puncaknya terjadi pada tahun 1997.  (Ardi Priyatno Utomo)

Baca Juga: Korut Krisis Pangan, Ternyata Kehidupan di Korea Utara Pernah Dipengaruhi Kebijakan 'Nyeleneh' Kim Jong-Un yang Mewajibkan Setor 100 Kg Feses

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari