Warga Sampai Diminta Setor Urine, Beginilah Kondisi Korea Utara yang Terancam Krisis Pangan

Tatik Ariyani

Editor

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un.
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un.

Intisari-Online.com -Pakar sudah memperingatkan bahwa Korea Utara akan menderita penyusutan bahan pangan.

Tak hanya pakar, pemimpin Kim Jong Un pun mengakuinya.

Korea Utara kini mulai berada dalam situasi pelik karena makanan berkurang.

Kim mengungkapkan bahan pangan mulai langka karena badai yang mengamuk tahun lalu dalam rapat akbar Partai Buruh Korea.

Baca Juga: Sudah Merendahkan Diri Ingin Bicara dengan Amerika, Joe Biden Malah Berikan Jawaban Pedas kepada Kim Jong-Un

Di ibu kota Pyongyang satu kilogram pisang kini dijual dengan harga 32 poundsterling, atau sekitar Rp 640.000, lapor Daily NK.

Jika satu kilogram berisi setidaknya tujuh buah pisang, maka harganya per buah adalah 4,57 poundsterling, atau Rp 91.000.

Bulan lalu, Radio Free Asia memberitakan petani di Korea Utara diwajibkan memberikan dua liter urine.

Oleh pemerintah setempat urine itu akan dijadikan bahan membuat pupuk, seperti melansir Daily Mirror Kamis (17/6/2021).

Baca Juga: Selama Ini Dizalimi Korea Utara, Mendadak Militer Korea Selatan Bangun Rudal yang Mampu Menyerang China, Rusia, hingga Balik Hantam Korea Utara

Pengakuan Kim Jong Un bahwa negaranya menderita kekurangan makanan menjadi perhatian banyak kalangan.

Kim dikenal tidak pernah mengakui jika negaranya dalam masalah.

The Washington Post mengutip pakar melaporkan, meski kekurangan pangan, kecil kemungkinan Korea Utara bakal mengalami kelaparan.

Pada awal Juni, Dewan Keamanan PBB diminta untuk mencabut sanksi karena masalah kekurangan pangan Korut.

Lembaga think tank The Korea Development Institute berujar, Korea Utara diprediksi bakal mengalami kekurangan 1,35 juta ton pangan tahun ini.

Pemerintah Korea Utara disebut membutuhkan setidaknya 5,75 juta ton makanan setiap tahunnya untuk bertahan.

Artikel Terkait