Nurani Korea Selatan Goyah, Mereka Tidak Bisa Tidak Membantu Saudaranya Ketika Korea Utara Alami Kekurangan Pangan Ekstrem

Maymunah Nasution

Editor

Moon Jae-In dan Kim Jong-Un dalam perjanjian denuklirisasi 2018 lalu
Moon Jae-In dan Kim Jong-Un dalam perjanjian denuklirisasi 2018 lalu

Intisari-online.com -Korea Utara dikabarkan oleh Korea Selatan menghadapi kekurangan pangan ekstrem.

Hal ini terjadi akibat curah hujan tinggi sepanjang tahun lalu.

Dilansir dari Yonhap, tahun ini Korea Utara kekurangan pangan mencapai 1,2 juta hingga 1,3 juta ton untuk seluruh penjuru negeri.

Menteri Lee In-young menyampaikan permasalahan tersebut selama sesi pleno komite diplomasi dan unifikasi di Majelis Nasional.

Baca Juga: Dihantam Krisis Pangan Ekstrem, Sejak Tahun Lalu Warga Korea Utara Sudah Dilarang Membuang Makanan, Apa Penyebabnya?

Secara khusus ia menjelaskan bahwa kekurangan pangan ini merupakan akibat dari bencana banjir dan topan tahun lalu.

"Jika kita menambahkan 200.000 hingga 300.000 ton (yang hilang akibat bencana) menjadi sekitar 1 juta ton kekurangan tahunan, kita dapat memperkirakan ada kekurangan pangan di Korea Utara," ungkapnya seperti dikutip dari Yonhap.

Korea Utara menghadapi masalah pelik akibat bencana banjir dan angin topan dari Juli hingga September tahun lalu.

Para ahli memperkirakan bencana alam tersebut telah menghancurkan sebagian besar wilayah pertanian.

Baca Juga: Korea Utara Sebut Penanganan Covid-19 di Korea Selatan Gagal Total Sampai Seoul Harus Alami Lockdown, Padahal Negaranya Sendiri Kehabisan Stok Pangan

Korea Selatan mencari cara untuk memberi bantuan

Melihat masalah yang dialami tetangganya, kini Korea Selatan mulai mencari cara untuk memberikan makanan dan pupuk kepada Korea Utara dalam bantuan kemanusiaan.

Jika tidak, Korea Utara akan mengalami masalah yang berkepanjangan.

"Sikap kami tetap sama, bahwa masalah kemanusiaan seperti kekurangan pangan harus ditangani terlepas dari situasi politik dan militer," ungkap Lee Jong-joo, juru bicara Kementerian Unifikasi.

Baca Juga: Harga Pangan Meningkat Pesat, Pemerintahan Presiden Filipina Duterte Mencatat Inflasi Tertinggi Selama Dua Tahun Terakhir, Harga Ayam Capai 50 Ribu Sekilo dan Rakyat Protes Keras Duterte

Lebih lanjut, ia menjabarkan bahwa bantuan kemanusiaan berupa beras dan pupuk harus dianalisis sedemikian rupa sehingga benar-benar dapat meningkatkan kualitas mata pencaharian masyarakat Korea Utara.

Untuk saat ini pihak kementerian belum memiliki rencana khusus mengenai bagaimana bantuan bisa diberikan, termasuk berapa banyak dan kapan bantuan akan diberikan.

Yang menjadi masalah adalah Korea Utara telah berulang kali menolak tawaran bantuan dari Korea Selatan untuk meringankan kekurangan makanannya di tengah hubungan antar-Korea yang dingin.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait