Find Us On Social Media :

Gejolaknya Tak Kunjung Mereda Sejak Direbut dari Belanda, Kisah Pembebasan Papua Oleh Jenderal Soeharto Ini Ungkap Sejarah Papua Sebelum Bersatu Dengan Indonesia

By Maymunah Nasution, Selasa, 8 Juni 2021 | 16:11 WIB

Kolase kota Tembagapura dan Presiden Soeharto. Setelah Soeharto resmikan tambang Freeport di Papua, rakyat hanya mengalami kesengsaraan saja

Selanjutnya mereka menganggap referendum 1969 adalah kebohongan publik, pasalnya 1000 lebih pemimpin suku dipilih oleh militer Indonesia mewakili pemungutan suara dari 800 ribu warga.

Pemilihan dilaksanakan dengan sederhana, para perwakilan mengacungkan tangan saja, dan bagi warga Papua hal itu rekaan yang dibuat TNI saja.

Setahun ketika TNI diturunkan ke Papua, Indonesia dituduh melakukan pelanggaran HAM berat karena pembunuhan massal penduduk desa pendukung separatis.

Termasuk juga pembunuhan pemimpin kunci Papua contohnya Ferry Awom, Arnold Ap dan Theys Eluay.

Baca Juga: Kini PBB pun Dilawan, Siapa Sangka Sikap Arogan PM Israel Pernah Bikin Paspampres Indonesia Todongkan Pistol Langsung ke Kepalanya

Angka kemiskinan yang tinggi

Warga Papua masih menjadi kelompok masyarakat termiskin di Indonesia meski rumah mereka begitu kaya raya.

Tambang emas dan tembaga justru dikeruk oleh perusahaan asing yang diizinkan oleh Soeharto.

Eksploitasi lahan juga menyakitkan bagi warga Papua, yang menganggap hutan sebagai tanah sakral.

Baca Juga: Tak Ingin Jadi Minoritas di Tanah Sendiri, Inilah Rasa Takut yang Jadi Cikal Bakal Berdirinya Kelompok Militan KKB Papua, Langkah Soeharto Redamkan Pemberontakan Justru Jadi Bumerang Serangan Lain

Transmigrasi

Kebijakan Indonesia untuk meratakan penduduk atau transmigrasi menjadi masalah lain bagi Papua, karena warga pendatang terutama warga Jawa beragama Islam membanjiri wilayah tersebut dan menguasai kantor-kantor administratif dan politik.

Akhirnya orang Papua memandang segala kebijakan Indonesia sebagai penjajahan, penduduk asli mengalami diskriminasi ras dan agama, terpinggirkan dan terlupakan.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini