Selanjutnya mereka menganggap referendum 1969 adalah kebohongan publik, pasalnya 1000 lebih pemimpin suku dipilih oleh militer Indonesia mewakili pemungutan suara dari 800 ribu warga.
Pemilihan dilaksanakan dengan sederhana, para perwakilan mengacungkan tangan saja, dan bagi warga Papua hal itu rekaan yang dibuat TNI saja.
Setahun ketika TNI diturunkan ke Papua, Indonesia dituduh melakukan pelanggaran HAM berat karena pembunuhan massal penduduk desa pendukung separatis.
Termasuk juga pembunuhan pemimpin kunci Papua contohnya Ferry Awom, Arnold Ap dan Theys Eluay.
Angka kemiskinan yang tinggi
Warga Papua masih menjadi kelompok masyarakat termiskin di Indonesia meski rumah mereka begitu kaya raya.
Tambang emas dan tembaga justru dikeruk oleh perusahaan asing yang diizinkan oleh Soeharto.
Eksploitasi lahan juga menyakitkan bagi warga Papua, yang menganggap hutan sebagai tanah sakral.
Transmigrasi
Kebijakan Indonesia untuk meratakan penduduk atau transmigrasi menjadi masalah lain bagi Papua, karena warga pendatang terutama warga Jawa beragama Islam membanjiri wilayah tersebut dan menguasai kantor-kantor administratif dan politik.
Akhirnya orang Papua memandang segala kebijakan Indonesia sebagai penjajahan, penduduk asli mengalami diskriminasi ras dan agama, terpinggirkan dan terlupakan.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini