Find Us On Social Media :

Kisah Mohammad Reza Shah Pahlavi, Raja Terakhir Iran, Konsentrasi Hidupkan Tentara, Runtuh Karena Pemberontakan Rakyatnya Sendiri

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 2 Juni 2021 | 12:00 WIB

Tindakannya itu dianggap anti-Islam dan menimbulkan pertentangan agama.

Tidak hanya itu, Rezim Shah menekan dan meminggirkan lawan-lawannya dengan bantuan organisasi keamanan dan intelijen Iran, SAVAK.

Pendapatan minyak yang diandalkan yang meningkat tajam pada akhir 1973, membuat Shah mengejar tujuannya mengembangkan Iran sebagai kekuatan regional perkasa yang didedikasikan untuk reformasi sosial dan pembangunan ekonomi.

Raja terakhir Iran ini terus-menerus  menghindari pengaturan demokrasi dan menolak untuk mengizinkan kebebasan sipil dan politik.

Itu berarti, dia tetap tidak responsif terhadap opini publik.

Raja Iran ini memerintah di tengah ketidakpuasan yang meluas yang disebabkan oleh penindasan terus-menerus dari rezimnya pada pertengahan 1970-an.

Perubahan sosial ekonomi hanya menguntungkan beberapa kelas dengan mengorbankan yang lain.

Akhirnya kesenjangan terus meningkat antara elit yang berkuasa dan penduduk yang tidak terpengaruh.

Tokoh ulama Islam yang diasingkan Ayatollah Ali Khamenei, memfokuskan ketidakpuasan ini dengan ideologi populis yang terkait dengan prinsip-prinsip Islam dan seruan untuk menggulingkan raja.

Baca Juga: Benar-Benar Gila: Rencana Tak Terduga Pilot Iran Untuk Menghancurkan Jet Irak Selama Perang